Bursa Wall Street Akhir Pekan Merosot; Secara Mingguan, Bulan September, Kuartal Ketiga Juga Melemah

536
wall street

(Vibiznews – Index) Bursa Saham AS ditutup merosot dalam perdagangan berombak pada hari Jumat dan bursa Wall Street menutup minggu, bulan, dan kuartal yang lemah yang membawa S&P 500 ke level terendah baru 2022.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup di bawah 29.000 untuk pertama kalinya sejak November 2020. Indeks turun 500,10 poin, atau 1,71%, menjadi 28.725,51.

Indeks Nasdaq Composite turun 1,51%, mengakhiri hari di 10.575.62.

Indeks S&P 500 turun 1,51% pada hari Jumat, jatuh ke 3.585,62. Indeks menutup bulan terburuk sejak Maret 2020.

Untuk minggu ini, indeks utama membukukan penurunan tajam. S&P 500 turun 2,9% untuk minggu ini. Dow jatuh 2,9%, dan Nasdaq turun 2,7%.

September sangat bergejolak untuk indeks, dengan S&P 500 turun 9,3% dan mencatat penurunan bulanan terburuk sejak Maret 2020. Nasdaq turun 10,5%, dengan saham teknologi menderita karena imbal hasil obligasi melonjak lebih tinggi di bulan tersebut. Dow jatuh 8,8%.

Akhirnya, secara triwulanan, S&P 500 turun 5,3%. Nasdaq turun 4,1%, dan Dow kehilangan 6,7%. Ini adalah pertama kalinya S&P 500 dan Nasdaq mengalami tiga kerugian kuartalan berturut-turut sejak 2009. Sementara itu, ini adalah pertama kalinya Dow menghadapi tiga kerugian kuartalan berturut-turut sejak 2015.

Sebuah laporan inflasi diawasi ketat oleh Federal Reserve dirilis Jumat menunjukkan bahwa harga terus meningkat dengan cepat.

Wakil Ketua Fed Lael Brainard pada hari Jumat menggarisbawahi perlunya menurunkan inflasi, mengatakan bank sentral “berkomitmen untuk menghindari penarikan kembali sebelum waktunya” pada kebijakan moneter yang ketat.

Nike turun tajam setelah melaporkan bahwa penjualan meningkat, tetapi rantai pasokan dan masalah inventaris menghambat laba di kuartal pertama fiskalnya. Saham ditutup turun 12,8%.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, bursa Wall Street akan mencermati rilis data ekonomi dan tenaga kerja AS yang jika melemah akan menekan bursa saham AS dan sebaliknya. Juga akan dicermati perkembangan kebijakan suku bunga AS yang jika memunculkan sinyal hawakish, akan menekan bursa Wall Street.