(Vibiznews – Index) Bursa Saham di Asia-Pasifik berakhir sebagian besar lemah pada hari Selasa. Ekuitas terus dijual karena dampak kebijakan moneter yang lebih ketat mengkhawatirkan investor.
Pasar Jepang dan Korea Selatan juga melanjutkan perdagangan setelah libur pada hari Senin.
Indeks Nikkei 225 turun 2,64% menjadi 26.401,25 dan Topix kehilangan 1,86% menjadi 1.871,24.
Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 1,83% 2.192,07 dan Kosdaq turun 4,15% menjadi 669,50.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 2% pada jam terakhir perdagangan dan indeks Hang Seng Tech turun 3,16%.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 menyerahkan kenaikan sebelumnya untuk ditutup 0,34% lebih rendah di 6.645.
Pasar China Daratan melawan tren secara regional, dengan Shanghai Composite mendapatkan 0,19% dan Komponen Shenzhen naik 0,529%.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun sekitar 2%.
Semalam di Wall Street, Nasdaq Composite ditutup pada level terendah sejak Juli 2020, turun 1,04% pada 10.542,10, terseret lebih rendah oleh penurunan saham semikonduktor.
S&P 500 juga tergelincir 0,75% menjadi 3.612,39, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 93,91 poin, atau 0,32%, menjadi ditutup pada 29.202,88.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, bursa Asia akan mencermati pergerakan bursa Wall Street dan sentimen kenaikan suku bunga AS, yang jika hawkish akan memberikan pengaruh bearish bagi bursa Asia.



