Bursa Asia Bergerak Mixed Menghadapi Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global

390
asian market

(Vibiznews – Index) Pasar Saham Asia-Pasifik bergerak mixed pada hari Rabu di tengah kekhawatiran atas ekonomi global. Investor juga menunggu data inflasi dari AS yang akan dirilis akhir pekan ini.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun sekitar 2%, dengan indeks Hang Seng Tech jatuh lebih dari 3%. Komposit Shanghai di daratan Cina kehilangan 1,23%, dan Komponen Shenzhen turun 1,357%.

Indeks Nikkei 225 dan Topix di Jepang berada di dekat garis datar. Yen Jepang berada di sekitar 146 melawan dolar.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 bergerak 0,34% lebih tinggi.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,54%.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,53% dan Kosdaq lebih tinggi 0,45%.

Bank sentral Korea Selatan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 3% pada hari Rabu, sesuai dengan ekspektasi. Won Korea terakhir berpindah tangan pada 1.429,14 per dolar.

Semalam di Wall Street, S&P 500 turun 0,65% menjadi ditutup pada 3.588,84 setelah mencapai level terendah multi-tahun selama sesi tersebut. Nasdaq Composite turun 1,10% menjadi 10.426,19, penutupan terendah sejak Juli 2020. Dow Jones Industrial Average naik 36,31 poin, atau 0,12%, menjadi ditutup pada 29.239,19.

Bank of Korea menaikkan suku bunga kebijakannya menjadi 3%, meningkat 50 basis poin sesuai dengan ekspektasi, karena bank sentral mencoba untuk menjaga inflasi tetap terkendali dan membatasi penurunan won Korea.

Perbedaan suku bunga telah mendorong dolar tahun ini, dan won telah turun sekitar 20% terhadap greenback sejak awal tahun.

Inflasi di Korea Selatan mencapai 5,6% pada bulan September, di atas target bank sentral.

IMF memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk tahun depan. Dana Moneter Internasional pada hari Selasa memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk tahun depan menjadi 2,7%.

Prediksi tersebut 0,2 poin persentase lebih rendah dari perkiraan Juli, dan menunjukkan bahwa 2023 akan terasa seperti resesi bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, bursa Asia akan menghadapi sentimen bearish kekhawatiran perlambatan ekonomi dan sentimen hawkish kenaikan suku bunga bank sentral AS dan global.