BEI Sepekan: Bursa Ramai, Catat 10 Saham, 2 Obligasi dan 1 Sukuk

431
bonds

(Vibiznews – Bonds) – Selama sepekan periode tanggal 7 sampai dengan 11 November 2022, terdapat pencatatan 10 saham, 2 obligasi dan 1 sukuk di pasar modal.

Pada Senin (7/11), Obligasi III OKI Pulp & Paper Mills Tahun 2022 dan Sukuk Mudharabah II OKI Pulp & Paper Mills Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT OKI Pulp & Paper Mills mulai dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Obligasi III OKI Pulp & Paper Mills Tahun 2022 yang dicatatkan dengan nilai nominal Rp2.122.900.000.000,00 terdiri dari 3 seri.

Obligasi Seri A (OPPM03A) dicatatkan dengan nilai nominal Rp305.550.000.000,00 dan jangka waktu 370 hari.

Obligasi Seri B (OPPM03B) dicatatkan dengan nilai nominal Rp1.742.780.000.000,00 dan jangka waktu 3 tahun.

Obligasi Seri C (OPPM03C) dicatatkan dengan nilai nominal Rp74.570.000.000,00 dan jangka waktu 5 tahun.

Sukuk Mudharabah II OKI Pulp & Paper Mills Tahun 2022 yang dicatatkan dengan nilai nominal Rp885.860.000.000,00 juga terdiri dari 3 seri.

Pertama, Sukuk Seri A (SMOPPM02A) dicatatkan dengan nilai nominal Rp627.000.000.000,00 jangka waktu 370 hari.

Kedua, Sukuk Seri B (SMOPPM02B) yang dicatatkan dengan nilai nominal Rp255.185.000.000,00, jangka waktu 3 tahun; dan Sukuk Seri C (SMOPPM02C) dicatatkan dengan nilai nominal Rp3.675.000.000,00 jangka waktu 5 tahun.

Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi dan sukuk tersebut adalah idA+ (Single A plus) dan idA+(sy) (Single A plus Syariah).

Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.

Pada Selasa (8/11), terdapat pencatatan perdana 6 saham di BEI. PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk.

(PRAY) dan PT Jayamas Medica Industri Tbk. (OMED) mencatatkan sahamnya pada Papan Utama BEI.

PRAY serta OMED adalah perusahaan tercatat ke-45 dan 46 pada tahun 2022.
Kedua perusahaan tersebut bergerak pada sektor Healthcare, subsektor Healthcare Equipment & Providers.

Adapun industri OMED adalah Healthcare Equipment & Supplies dengan subindustri Healthcare Supplies & Distributions.

Sedangkan industri dan subindustry PRAY adalah Healthcare Providers.

Kemudian, PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) mulai mencatatkan sahamnya di Papan Utama BEI.

BELI merupakan perusahaan tercatat ke-47 yang tercatat di BEI pada tahun 2022 dan bergerak pada sektor Technology dengan subsektor Software & IT Services.

Adapun Industri BELI adalah Online Applications & Services dengan subindustri Online Applications & Services.

PT Wulandari Bangun Laksana Tbk. (BSBK) juga turut mencatatkan saham dan warannya pada hari yang sama.

BSBK mencatatkan saham serta warannya di Papan Utama BEI dan sebagai perusahaan tercatat ke-48 pada tahun 2022.

BSBK bergerak pada sektor Properties & Real Estate dengan subsektor Properties & Real Estate.

Adapun industri BSBK adalah Real Estate Management & Development dengan subindustri Real Estate Development & Management.

PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) mulai mencatatkan sahamnya di Papan Utama BEI pada Selasa (8/11) dan merupakan perusahaan tercatat ke-49 yang tercatat pada tahun 2022.

CBUT bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan subsektor Food & Beverage dan termasuk dalam industri Agricultural Products dengan subindustri Plantations & Crops.

PT Menthobi Karyatama Raya Tbk. (MKTR) mencatakan saham dan warannya pada hari yang sama.

MKTR mencatatkan saham serta warannya pada Papan Pengembangan BEI dan sebagai perusahaan tercatat ke-50 pada tahun 2022. MKTR bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan subsektor Food & Beverage.

Industri MKTR adalah Agricultural Products dengan subindustri Plantations & Crops.

Pencatatan saham dan waran PT Puri Sentul Permai Tbk. (KDTN) di Papan Pengembangan BEI, dilakukan pada Rabu (9/11).

KDTN merupakan perusahaan tercatat ke-51 yang tercatat di BEI tahun 2022 dan bergerak pada sektor Consumer Cyclicals dengan subsektor Consumer Services.

Industri KDTN adalah Tourism & Recreation dengan subindustri Hotels, Resorts & Cruise Lines.

Pada hari yang sama pula, PT Primadaya Plastindo Tbk. (PDPP) mencatatkan sahamnya di Papan Pengembangan BEI dan merupakan perusahaan tercatat ke-52 yang tercatat pada tahun 2022.

PDPP bergerak pada sektor dan subsektor Basic Materials. Adapun industri dan subindustri PDPP adalah Containers & Packaging.

Pada Kamis (10/11), PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA) mencatatkan sahamnya di Papan Utama BEI.

ZATA merupakan perusahaan tercatat ke-53 yang tercatat di BEI tahun 2022 dan bergerak pada sektor Consumer Cyclicals dengan subsektor Retailing.

Adapun industri ZATA adalah Specialty Retail dengan subindustri Apparel & Textile Retail.
Selanjutnya, PT Ketrosden Triasmitra Tbk. (KETR) mencatatkan sahamnya di Papan Utama BEI.

KETR menjadi perusahaan tercatat ke-54 yang tercatat di BEI tahun 2022 dan bergerak pada sektor Infrastructures dengan subsektor Telecommunication.

Industri KETR adalah Telecommunication Service dengan subindustri Wired Telecommunication Service.

Obligasi Berkelanjutan II Semen Indonesia Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal Rp880.400.000.000,00 terdiri dari 2 seri.

Obligasi Seri A (SMGR02ACN1) dicatatkan dengan nilai nominal Rp290.850.000.000,00, tingkat bunga tetap 7,20% per tahun dan jangka waktu 3 tahun sejak Tanggal Emisi.

Obligasi Seri B (SMGR02BCN1) dicatatkan dengan nilai nominal Rp589.550.000.000,00, tingkat bunga tetap 7,70% per tahun dan jangka waktu 5 tahun sejak Tanggal Emisi.

Hasil pemeringkatan Pefindo untuk obligasi ini adalah idAA+ (Double A Plus) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini.

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 115 emisi dari 71 emiten senilai Rp145,30 triliun.

Dengan pencatatan tersebut, maka total obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 521 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp466,19 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 126 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 178 seri dengan nilai nominal Rp5.133,56 triliun dan USD438,31 juta.

EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp3,11 triliun.

Selasti Panjaitan/Vibiznews/Head of Wealth Planning