(Vibiznews – Index) – Pasar di Asia-Pasifik diperdagangkan beragam setelah Wall Street mengakhiri penurunan beruntun empat hari karena obligasi global naik setelah Bank of Japan menyesuaikan toleransi kontrol kurva imbal hasil.
Jepang melanjutkan penurunan hari kedua, dengan Nikkei 225 jatuh 0,5% dan Topix kehilangan 0,48 persen.
Kospi di Korea Selatan naik 0,4 persen.
Yen Jepang berdiri di 131,73 melawan dolar AS.
S&P/ASX 200 di Australia naik 1,19% pada jam pertama perdagangan karena menteri luar negeri negara itu Penny Wong dijadwalkan untuk bertemu dengan mitranya dari China Wang Yi di Beijing di kemudian hari.
Wong mengatakan kepada wartawan sebelum berangkat untuk perjalanan bahwa dia akan mendorong China untuk mencabut sanksi perdagangan dan mencari akses konsuler ke dua warga Australia yang ditahan.
Hong Kong mengumumkan Kepala Eksekutifnya John Lee akan melakukan perjalanan ke Beijing sebagai bagian dari kunjungan tahunannya hingga Sabtu untuk memberi pengarahan kepada para pemimpin negara tentang situasi ekonomi, sosial dan politik kota.
Dow Jones Industrial Average naik 92,47 poin, atau 0,28%, ditutup pada 32.850,01.
S&P 500 naik 0,11% menjadi 3.821,73, sedangkan Nasdaq Composite naik 0,01% menjadi ditutup pada 10.547,11.
Sinyal Bank of Japan hawkish lebih cepat dari perkiraan.
Pergeseran kebijakan Bank of Japan yang mengejutkan membuat suku bunga naik secara global, karena investor bereaksi terhadap lebih banyak bukti bank sentral di seluruh dunia akan terus menekan suku bunga lebih tinggi.
Bank sentral Jepang bergerak lebih cepat dari perkiraan untuk memperketat kebijakan.
BOJ mengubah kebijakan kurva imbal hasil untuk memungkinkan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10 tahun bergerak 50 basis poin di kedua sisi tingkat target nol, naik dari 25 basis poin.
Pengumuman tersebut mendorong suku bunga lebih tinggi di seluruh dunia, karena imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) naik ke level tertinggi dalam 7 tahun.
Harga bergerak berlawanan dengan hasil dimana obligasi bertenor 10 tahun AS melonjak 3,68 persen.
Selasti Panjaitan/Vibiznews/Head of Wealth Planning