(Vibiznews – Economy & Bond) – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. yang terdiri atas indikator nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A. Perkembangan Nilai Tukar 19-22 Desember 2022
Pada akhir hari Kamis, 22 Desember 2022
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.580 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,89%.
3. DXY[1] melemah ke level 104,43.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 3,679%.
Pada pagi hari Jumat, 23 Desember 2022
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.580 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik ke 6,90%.
Aliran Modal Asing (Minggu IV Desember 2022)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 98,75 bps per 22 Desember 2022 dari 99,73 bps per 16 Desember 2022.
2. Berdasarkan data transaksi 19-22 Desember 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,04 triliun. Terdiri dari beli neto Rp1,45 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp1,48 triliun di pasar saham.
3. Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen s.d. 22 Desember 2022, nonresiden jual neto Rp128,66 triliun di pasar SBN. Dan beli neto Rp63,52 triliun di pasar saham.
B. Perkembangan Inflasi
1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Desember 2022, perkembangan harga sampai dengan minggu keempat Desember 2022 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,48% (mtm).
2. Komoditas utama penyumbang inflasi Desember 2022 sampai dengan minggu keempat yaitu telur ayam ras 0,08% (mtm). Beras dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,04% (mtm). Daging ayam ras, tomat, dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,03% (mtm). Kemudian minyak goreng, rokok kretek filter, dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,02% (mtm). Serta kangkung, bayam, bensin, dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu cabai merah dan bawang merah masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting