(Vibiznews-Forex) – Pair USDJPY pada perdagangan forex sesi Eropa hari Rabu 4 Januari 2023 terkoreksi oleh kekuatan yen Jepang.
Secara teknikal pair sempat mendekati resisten kuat harian sebelum kemudian terpangkas oleh reboundnya yen Jepang setelah rilis data PMI manufaktur Jepang.
Data PMI Manufaktur Jepang au Jibun Bank turun ke 48,9 pada Desember 2022, dari bulan sebelumnya di. Ini adalah penurunan aktivitas pabrik selama dua bulan berturut-turut dan laju tertajam sejak Oktober 2020.
Yen Jepang bergerak dipengaruhi spekulasi bahwa Bank of Japan akan segera beralih dari kebijakan ultra-longgar.
BOJ dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menaikkan prakiraan inflasi pada bulan Januari untuk menunjukkan pertumbuhan harga mendekati target 2% pada tahun fiskal 2023 dan 2024.
Sementara itu BOJ tiba-tiba menaikkan batas atas batas toleransi pada obligasi pemerintah 10 tahun menjadi 0,5% dari 0,25% pada bulan Desember.
Namun, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengklarifikasi bahwa langkah tersebut bukanlah indikasi dimulainya keluar dari stimulus besar-besaran.
Sebagai informasi, yen anjlok sekitar 14% pada tahun 2022 karena Federal Reserve AS memperketat secara agresif untuk mengendalikan lonjakan inflasi.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya di pasar uang Eropa turun dari tertinggi dua minggu di 104,86.
Investor berhati-hati menunggu risalah pertemuan Desember Federal Reserve, yang dapat memberikan petunjuk tentang jalur pengetatan kebijakannya.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY akan terus melemah, dan kini pair berada di posisi 130.87 yang sedang meluncur ke 130.55.
Jika tembus akan turun kembali ke posisi 130.00 sebelum meluncur ke support kuatnya di 129.84.
Namun jika bergerak sebaliknya, akan naik kembali ke posisi 131.44 sebelum capai resisten kuatnya di 131.74.
