(Vibiznews – Forex) Dolar AS melemah untuk sesi keempat berturut-turut terhadap euro pada hari Senin karena komentar yang lebih hawkish pejabat ECB terhadap suku bunga Eropa dibandingkan pejabat Federal Reserve yang kurang agresif.
Mata uang euro bergerak maju 0,37% ke $1,0897 dan melewati puncak sembilan bulan baru-baru ini di $1,0887. Penembusan di sana akan membuka jalan ke puncak lonjakan dari April lalu di $1,0936.
Kenaikan Euro didukung oleh pernyataan anggota dewan gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Klaas Knot, yang mengatakan suku bunga akan naik 50 basis poin di bulan Februari dan Maret dan terus naik di bulan-bulan berikutnya.
Knot dianggap sebagai hawkish di antara para pembuat kebijakan dan komentar tersebut diambil sebagai dorongan terhadap laporan baru-baru ini bahwa ECB akan kembali ke pergerakan seperempat poin dari bulan Maret.
Investor juga memperkirakan penurunan suku bunga AS sekitar 50 basis poin untuk paruh kedua tahun ini, yang mencerminkan data inflasi, belanja konsumen, dan perumahan yang lebih lemah.
Survei flash pada manufaktur Januari yang dijadwalkan minggu ini diperkirakan akan menunjukkan lebih banyak perbaikan di Eropa, sebagian berkat penurunan biaya energi, daripada di Amerika Serikat.
Argumen yang sama berlaku untuk sterling, dengan pasar memperkirakan Bank of England akan menaikkan setengah poin menjadi 4,0% pada pertemuan kebijakan minggu depan.
Pound naik di $1,2410 dan tidak jauh dari puncak minggu lalu di $1,2435.
Dolar AS dengan demikian sedikit lebih lemah terhadap sekeranjang mata uang di 101,790 dan hanya sedikit untuk penurunan delapan bulan baru-baru ini di 101,510.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan sealnjutnya, indeks dolar AS diperkirakan bergerak lemah dengan penguatan Euro seiring pernyataan hawkish pejabat ECB untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin, demikian juga poundsterling. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 101,38-101,06. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 102,06-102,37.



