(Vibiznews – Forex) Dolar AS naik pada hari Rabu dalam perdagangan yang tenang menjelang keputusan kebijakan Federal Reserve minggu depan, sementara euro tergelincir dari level tertinggi sembilan bulan.
Euro turun 0,11% terhadap dolar pada $1,087, sedikit dari level $1,093 yang dicapai pada hari Jumat, yang merupakan level tertinggi sejak awal Mei.
Sementara itu, dolar turun 0,3% terhadap yen, menjadi 129,76 yen per dolar.
Penurunan harga energi global dan perlambatan inflasi yang diakibatkannya di negara maju telah memicu spekulasi bahwa Fed AS dan bank sentral lainnya akan segera berhenti menaikkan suku bunga.
Ekspektasi tersebut telah menyebabkan indeks dolar, yang melonjak karena kenaikan suku bunga Fed tahun lalu, turun lebih dari 11% dari level tertinggi 20 tahun di bulan September di 114,78.
Indeks naik 0,03% menjadi 101,94 pada hari Rabu. Sterling turun 0,03% menjadi $1,2324.
Pedagang secara luas memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) Rabu depan, turun dari kenaikan 50 basis poin pada bulan Desember. Sebelum itu, investor akan mencermati angka pertumbuhan ekonomi kuartal keempat AS, yang akan dirilis Kamis.
Data pada hari Selasa menunjukkan aktivitas bisnis zona Eropa secara mengejutkan kembali ke pertumbuhan moderat di bulan Januari. Ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Bank Sentral Eropa juga telah membantu sentimen dan mendukung euro.
Sebaliknya, aktivitas bisnis AS berkontraksi selama tujuh bulan berturut-turut di bulan Januari, meskipun penurunan tersebut dimoderasi di seluruh sektor manufaktur dan jasa untuk pertama kalinya sejak September.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS masih bergerak stabil. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 102,17-102,38. Namun jika turun akan bergerak dalam kisaran Support 101,70-101,79.