(Vibiznews – Forex) – Posisi dolar AS terhadap rival utamanya dalam indeks dolar memulai perdagangan forex Asia hari Rabu 25 Januari masih konsolidasi di posisi terendah 8 bulan.
Indeks dolar turun karena kekhawatiran tentang resesi AS dan prospek Federal Reserve yang kurang agresif yang juga menekan imbal hasil obligasi pemerintah.
Data PMI komposit yang menunjukkan aktivitas jasa dan manufaktur masih kontraksi meski dilaporkan naik 46,8 dari periode sebelumnya di 46,2.
Selain itu tanda-tanda pelonggaran inflasi di AS memicu spekulasi bahwa Fed akan lebih memperlambat kenaikan suku bunganya.
Terhadap rival utamanya posisi dolar banyak tertekan oleh euro yang berada di kisaran tertinggi 9 bulan oleh ekspektasi kenaikan suku bunga ECB.
Euro, dolar melemah di 1,0889, turun 0,14% dari penutupan sebelumnya di 1,0874, merespon data PMI Komposit meningkat menjadi 50,2 dari 49,3 pada Desember.
Dolar telah menguat ke 1,2340 terhadap Poundsterling dari 1,2379 pada GBPUSD.
Terhadap mata uang Jepang, dolar melemah menjadi 130,18 yen setelah menguat ke 131,12 pada awal sesi New York dalam pair USDJPY.
Dolar juga melemah di 0,7049 terhadap Aussie dalam pair AUDUSD, terhadap franc Swiss justru menguat pada CHF 0,9225, setelah menguat ke CHF 0,9280 pada hari sebelumnya.
Pergerakan selanjutnya indeks dolar berpotensi koreksi kembali di tengah kurangnya arahan dari laporan ekonomi hari ini.
Kini indeks berada di kisaran 101,97, secara teknikal indeks berpotensi meluncur ke posisi 101.80. Jika tembus akan lanjut ke support 101.64 – 100.90.
Namun jika bergerak sebaliknya akan mendaki ke 102.20, dan jika tembus lanjut naik ke resisten 102.45 – 102.98.