(Vibiznews – Forex) Dolar AS melonjak kuat terhadap mayoritas rival utamanya mengakhiri sesi forex Kamis dinihari (16/2/2023) merespon rilis lonjakan data inflasi AS Januari.
Secara teknikal indeks dolar sempat berada di kisaran terendah hampir 2 pekan di $103, kemudian melonjak menembus $104 pasca rilis data ritel AS.
Lihat: Penjualan Ritel AS Meningkat Tajam Bulan Januari
Lonjakan data ritel ini menambah kekhawatiran yang sedang berlangsung tentang prospek suku bunga menyusul data inflasi sebelumnya.
Komentar Fed terbaru menunjukkan bahwa pembuat kebijakan sebagian besar mendukung kenaikan suku bunga lebih banyak.
Presiden Fed Richmond Barkin dan Presiden Fed Dallas Logan menekankan perlunya periode kenaikan suku bunga yang lebih lama jika inflasi bertahan di atas target atau prospek ekonomi berubah.
Terhadap rival utamanya yang paling tertekan kurs yang sensitif terhadap aset risiko seperti dolar Australia dan Selandia Baru.
Indeks dolar yang sempat turun ke 103,05, kemudian ditutup pada posisi 103,77 setelah sempat mendaki ke kisaran 104.02.
Terhadap Euro, dolar menguat ke 1,0687 setelah sempat melemah ke 1,0744. Terhadap poundsterling, dolar menguat di 1,2027 setelah sempat melemah di posisi 1,21816.
Terhadap yen Jepang dolar menguat 0,25% pada posisi 134,09 yen, setelah sempat melemah ke 132,54 yen.
Terhadap aussie dolar menguat ke posisi 0.6902 setelah sempat tertekan awal sesi di 0.6988.
Untuk pergerakan selanjutnya kini posisi indeks dibuka lebih rendah, namun bergerak kuat menuju resisten kuat hariannya.