(Vibiznews – Index)- Kekhawatiran prospek suku bunga masih mendominasi perdagangan bursa saham Amerika yang berakhir melemah pada Jumat dinihari (17/2/2023).
Semua indeks Wall Street tertekan dan berakhir retreat dari posisi tinggi sebelumnya oleh aksi profit taking saham-saham teknologi dan maskapai penerbangan.
Wall Street cetak gain dengan indeks Dow Jones dan S&P500 rebound, sedang Nasdaq lanjut naik hingga mendaki ke tertinggi sepekan lebih.
Indeks Dow Jones anjlok 1,3 persen menjadi 33.696,85, Nasdaq jatuh 1,8 persen menjadi 11.855,83 dan S&P 500 jatuh 1,4 persen menjadi 4.090,41.
Penurunan tajam di Wall Street terjadi setelah rilis kenaikan harga produsen yang lebih besar dari perkiraan,naik 0,7% pada Januari setelah turun 0,2% pada Desember.
Sebelumnya laporan inflasi dan data penjualan ritel telah memberikan kekhawatiran tentang prospek suku bunga.
Pasar khawatirkan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari yang diantisipasi saat ini dalam upaya memerangi inflasi.
Kenaikan harga produsen yang lebih besar dari perkiraan ini memperkuat pandangan bahwa pengetatan kebijakan lebih lanjut diperlukan untuk menurunkan inflasi.
Kemudian laporan klaim pengangguran AS secara tak terduga sedikit lebih rendah di pekan yang berakhir 11 Februari memberikan kelegaan.
Laporan itu mengatakan klaim pengangguran merosot ke 194.000, turun 1.000 dari tingkat revisi minggu sebelumnya di 195.000. Sebelumnya diperkirakan naik 200.000.
Turunnya data kalim pengangguran ini menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja masih sangat keta dan masih membawa banyak momentum bagi pelonggaran kebijakan Fed.
Secara sektoral, saham perangkat lunak memimpin pelemahan dengan Indeks Perangkat Lunak AS Dow Jones turun sebesar 2,7 persen.
Pelemahan saham semikonduktor juga menambah tekanan dengan penurunan 2,5 persen oleh Philadelphia Semiconductor Index.
Saham maskapai penerbangan yang banyak dijual alami penurunan sebesar 2,4 persen oleh NYSE Arca Airline Index.



