(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah WTI dan Brent di pasar komoditas sesi Amerika hari Jumat (24/2/2023) anjlok cukup signifikan.
Harga minyak WTI yang sempat menembus kisaran $76 berbalik arah dan meluncur ke kisaran $74 per barel.
Harga minyak jenis Brent sempat berada di kisaran $83 dan turun ke kisaran $81 per barel.
Secara mingguan harga minyak untuk kedua acuan ini anjlok cukup signifikan dengan pelemahan 2 pekan berturut, minyak WTI anjlok 2,2% dan Brent anjlok 1,78%.
Sentimen tertekan kekhawatiran penurunan permintaan yang didorong oleh resesi mengimbangi prospek pasokan global yang lebih ketat.
Data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan mengipasi kekhawatiran lebih banyak kenaikan suku bunga Federal Reserve yang dapat membebani permintaan pada saat persediaan terus meningkat.
Pada saat yang sama, data laporan EIA terbaru juga menunjukkan bahwa persediaan AS naik 7,648 juta barel ke level tertinggi sejak September.
Tekanan juga datang dari berita Rusia mengumumkan rencananya untuk memotong ekspor minyak dari pelabuhan barat hingga 25% pada bulan Maret, melebihi batas produksi yang diumumkan sebesar 500.000 barel per hari.
Selain itu, investor memperkirakan impor minyak China akan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2023 di tengah meningkatnya permintaan bahan bakar transportasi dan kilang baru yang beroperasi.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun $0,95 atau 1,31% pada $74,40 per barel.
Namun harga minyak mentah jenis Brent yang merupakan acuan dunia turun 0,97%, atau $0,79, menjadi $81,37 per barel.
Untuk pergerakan selanjutnya, harga minyak Brent dan juga minyak WTI diperkirakan dalam trend yang bearish.
Sehingga untuk minyak WTI dapat meluncur ke support harian di 73.50 – 71.44, namun jika bullish akan mendaki terus ke kisaran resisten hariannya di 75.70 – 77.80,
Jul Allens, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting