Lelang SUN Diproyeksikan Laris Manis Pada Selasa (28/2)

369
Lelang SUN Perdana 2024, Pemerintah Targetkan Rp 37,5 Triliun

(Vibiznews – Bonds & Mutual Fund) – Pemerintah akan melelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (28/2). Minat investor terhadap lelang SUN kali ini diperkirakan masih besar.

Mengapa minat investor masih besar?

Menurut Analis Vibiz Research Center:

Pertama, pasar obligasi Indonesia masih cenderung stabil, inilah yang menjadi daya tarik bagi investor. Bahkan pasar obligasi domestik akan lebih stabil dibandingkan dengan gerak pasar saham domestik.

Ini disebabkan risiko dan volatilitas terbaru dari pasar global akibat inflasi Amerika Serikat (AS) yang masih belum turun signifikan sesuai ekspektasi pasar. Tentunya investor akan lebih tenang menempatkan dananya di obligasi karena ada kepastian keuntungan (gain) dari kupon.

Untuk diketahui, Pemerintah menetapkan target indikatif pada lelang SUN pekan ini sebesar Rp 23 triliun – Rp 34,5 triliun.

Menurut Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro penawaran masuk (incoming bids) untuk lelang pekan ini akan berada dalam rentang Rp 50 triliun – Rp 55 triliun. Dengan kata lain, jumlahnya tidak akan berbeda jauh dibanding lelang Surat Berharga Negara (SBN) sebelumnya. (Kontan, Minggu (26/20)).

Kedua, kenaikan suku bunga acuan bank sentral yang diharapkan akan mencapai puncaknya di semester I-2023. Hal ini berpotensi penurunan yield dan kenaikan harga instrumen SBN dalam jangka panjang.

Melihat pergerakan yield yang cenderung naik dalam sepekan ini. Maka permintaan yield diprediksi akan lebih tinggi dan atraktif dibanding yield dua pekan lalu.

Dari rilis data BI perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah terjadi pergerakan yield SBN tenor 10 tahun dalam seminggu ini. Yield SBN 10 tahun pada 24 Februari lebih tinggi di 6,77%, dari sebelumnya berada di 6,70% pada 17 Februari 2023.

Adapun dari ketujuh seri SUN yang ditawarkan pada Selasa (28/2), seri FR0095 dan FR0096 dinilai berpotensi mencatat penawaran masuk tertinggi dan dana dimenangkan paling banyak.

FR0095 yang akan jatuh tempo pada 15 Agustus 2028 memiliki tingkat imbalan sebesar 6,37%. Sedangkan, FR0096 yang akan jatuh tempo pada 15 Februari 2033 memiliki tingkat imbalan sebesar 7,00%.

Ketiga, besarnya permintaan menandakan likuiditas pasar yang masih tinggi. Karena investor masih mencari imbal hasil yang menarik dengan tingkat keamanan yang tinggi. Tentunya pasar obligasi masih menarik untuk para investor asing dalam keadaan seperti sekarang.

Mengacu rilis data BI laporan perkembangan indikator stabilitas rupiah 24 Februari 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 23 Februari 2023, nonresiden beli neto Rp43,88 triliun di pasar SBN.

Tingkat imbal hasil SUN memang telah mengalami kenaikan dari lelang SUN sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kenaikan imbal hasil obligasi konvensional 2 minggu terakhir.

Selain itu, investor tengah mewaspadai akan kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang diperkirakan masih akan menaikkan sebesar 50 bps lagi. Di sisi lain, Rupiah juga mengalami sedikit tekanan setelah ditutup melemah pada akhir pekan ini.

Berlanjutnya tren kenaikan yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Eropa seiring ekspektasi akan langkah hawkish Bank Sentral utama global, diperkirakan akan membuka potensi kenaikan yield lanjutan di pasar surat utang Indonesia dalam waktu dekat.

Oleh karena itu penulis memperkirakan jumlah permintaan pada lelang kali ini masih akan tinggi. Hal tersebut seiring aliran dana masuk (inflow) asing ke pasar obligasi Indonesia yang masih cukup tinggi, baik dari lelang dan transaksi di pasar sekunder.

Adapun faktor yang mempengaruhi inflow asing ialah fundamental Indonesia yang cukup baik. Di mana data pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2022 bertumbuh sebesar 5.31%, lebih tinggi dari pertumbuhan selama 2021 sebesar 3.69%.

Rupiah juga mampu menguat sampai ke level Rp 14,900 per dolar AS, didukung pula CDS 5 tahun yang terus mengalami perbaikan. Berdasarkan rilis BI, Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 93,89 bps per 23 Februari 2023 dari 92,91 bps per 17 Februari 2023.

 

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting