(Vibiznews – Index) – Saham Asia-Pasifik menuju kejatuhan pada hari Rabu (08/03) setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan bahwa suku bunga mungkin perlu lebih tinggi dari perkiraan bank sentral, memicu kekhawatiran kenaikan yang berpotensi lebih besar pada pertemuan kebijakan berikutnya.
Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,67% karena investor mencerna pidato gubernur Reserve Bank of Australia Philip Lowe setelah kenaikan 25 basis poin bank sehari sebelumnya.
Kontrak berjangka Nikkei di Chicago berada di 28.200 sedangkan pasangannya di Osaka berada di 28.210. Keduanya lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir Nikkei 225 di 28.309,16.
Futures Hang Seng berada di 20.314, angka yang lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir indeks Hang Seng di 20.534,48.
Semalam di AS, indeks saham utama turun mengikuti komentar Powell bahwa jika kekuatan data ekonomi terbaru menjamin pengetatan yang lebih cepat, Fed akan “siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga.”
Kesenjangan antara hasil Treasury 2 tahun dan tingkat Treasury 10 tahun melebar menjadi 100 basis poin selama perdagangan hari Selasa. Penyebaran ini belum mencapai level seluas ini sejak 22 September 1981.
Imbal hasil 2 tahun melonjak ke level tertinggi sejak 2007 setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral mungkin perlu meningkatkan laju kenaikan suku bunga lagi.
Pembalikan kurva imbal hasil adalah fenomena yang selama setengah abad secara akurat menandakan datangnya resesi.
Selasti Panjaitan/Vibiznews/Head of Wealth Planning