(Vibiznews – Forex) Dolar AS bergejolak pada hari Rabu setelah Presiden AS Joe Biden dan anggota parlemen AS tidak membuat kemajuan dalam krisis plafon utang, meskipun volatilitas minimal jelang data inflasi yang dapat berperan penting dalam menentukan ke mana arah suku bunga.
Biden dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCarthy tetap terpecah atas peningkatan batas utang AS $31,4 triliun setelah pembicaraan pada hari Selasa.
Keduanya setuju untuk pembicaraan lebih lanjut dan melakukan diskusi harian dengan pembantu mereka. Biden, McCarthy, dan tiga pemimpin kongres lainnya akan bertemu lagi pada hari Jumat.
Dolar AS mempertahankan sebagian besar kenaikan hari Selasa, berkat kenaikan tajam lainnya dalam imbal hasil Treasury jangka pendek dan kehati-hatian menjelang rilis data inflasi AS hari Rabu.
Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar naik tipis 0,16% menjadi 101,76, setelah sebelumnya turun sebanyak 0,11%.
Mata uang euro turun 0,11% pada $1,0947, seperti halnya sterling
, yang turun 0,12% menjadi $1,2604.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan harga konsumen inti di Amerika Serikat naik 5,5% dari tahun ke tahun untuk bulan April.
Pembacaan yang lebih kuat dari perkiraan bisa membuat tekanan bagi Federal Reserve, yang minggu lalu membuka pintu untuk jeda dalam siklus pengetatan agresifnya, setelah menghasilkan 10 kenaikan suku bunga berturut-turut sejak Maret 2022.
Pasar uang memperkirakan peluang sekitar 80% bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan Juni, dan mengharapkan setidaknya beberapa penurunan suku bunga menyusul sebelum akhir tahun.
Dolar AS naik 0,05% terhadap yen Jepang pada 135.28.
Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda mengatakan pada hari Rabu bahwa bank sentral akan memperdebatkan strategi keluar dari kebijakan moneter yang sangat longgar dan mengomunikasikannya kepada publik setelah pendekatan target inflasi stabil dan berkelanjutan.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan mencermati data inflasi AS, yang jika terealisir naik akan menguatkan dolar AS.