(Vibiznews – Forex) Dolar AS naik pada hari Rabu, terdukung peningkatan permintaan safe-haven di tengah risiko gagal bayar utang AS, dan karena para pedagang memangkas perkiraan pada pemotongan suku bunga Federal Reserve dalam waktu dekat menyusul data belanja konsumen AS yang solid.
Presiden AS Joe Biden dan anggota kongres senior, Kevin McCarthy dari Partai Republik, semakin mendekati kesepakatan untuk menaikkan plafon utang AS, tetapi belum ada yang pasti.
Terhadap sekeranjang mata uang, termasuk euro, yen dan sterling, indeks dolar naik 0,35% menjadi 102,92, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak awal April.
Dolar AS naik 0,8% terhadap yen ke puncak dua minggu di 137,51 dan naik 0,1% terhadap sterling menjadi $1,2478, setelah mencapai tertinggi versus mata uang Inggris sejak 26 April.
Ekspektasi untuk penurunan suku bunga AS jangka pendek diredam oleh peningkatan yang solid dalam belanja konsumen bulan April, dan oleh komentar dari pejabat Fed. Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan “terlalu dini untuk berbicara tentang penurunan suku bunga”, dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan suku bunga belum pada titik di mana bank sentral dapat bertahan stabil, mengingat inflasi yang meningkat.
Penetapan harga berjangka suku bunga menyiratkan tidak ada peluang penurunan suku bunga pada bulan Juni, turun dari sekitar 17% peluang yang terlihat sebulan lalu.
Euro jatuh ke level terendah enam minggu terhadap dolar, turun 0,33% pada $1,0828.
Inflasi zona euro meningkat bulan lalu, kata Eurostat pada hari Rabu, membenarkan data awal yang menunjukkan pertumbuhan harga yang semakin membandel di antara 20 negara yang berbagi euro.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS dapat meningkat seiring peningkatan permintaan safe haven terkait kondisi ekonomi AS di tengah risiko gagal bayar utang AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 103.11-103.63. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 102.44-102.23.
