(Vibiznews – Economy & Business) – Perekonomian Indonesia terus bertumbuh positif, hal ini dapat dicermati dari laporan Bank Indonesia tentang uang beredar pada April 2023.
Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2023 tetap tumbuh positif.
Posisi M2 pada April 2023 tercatat sebesar Rp8.350,4 triliun atau tumbuh 5,5% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 6,2% (yoy). Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) [1] sebesar 3,4% (yoy).
Faktor-faktor yang memengaruhi uang beredar
Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada April 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit pada April 2023 tumbuh tetap kuat sebesar 8% (yoy), sejalan dengan perkembangan penyaluran kredit produktif dan konsumtif. Setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 9,8% (yoy.
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih pada April 2023 tumbuh sebesar 11,0% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 9,9% (yoy). Hal ini seiring dengan perkembangan cadangan devisa.
Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada Pempus terkontraksi sebesar 25,3% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 25,7% (yoy) pada Maret 2023. Hal itu didorong oleh kewajiban sistem moneter kepada Pempus yang tumbuh sebesar 41,2% (yoy) pada April 2023. Setelah bulan sebelumnya tumbuh 48,7% (yoy), terutama dalam bentuk simpanan.
Perkembangan Dana Pihak Ketiga
Penghimpunan DPK pada April 2023 tercatat Rp 7.746,6 triliun atau tumbuh 7,0% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,2% (yoy) (Tabel 3). Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh laju DPK korporasi (11,9%,yoy) dan perorangan (2,8%, yoy)(Tabel 4).
Pada April 2023, tabungan tumbuh sebesar 2,6%(yoy), setelah tumbuh sebesar 4,3% (yoy) pada Maret 2023.Sementara itu, giro tercatat tumbuh sebesar 14,8 % (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 12,7% (yoy). Di sisi lain, simpanan berjangka tumbuh 5,4% (yoy), setelah tumbuh 5,7% pada bulan sebelumnya.
Perkembangan Kredit
Kredit yang disalurkan oleh perbankan tumbuh positif pada April 2023. Penyaluran kredit pada April 2023 tercatat sebesar Rp 6.449,8, Triliun, atau tumbuh 8,0% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 9,8% (yoy).
Perkembangan tersebut sejalan dengan laju penyaluran kredit pada golongan debitur korporasi (7,3%, yoy) dan perorangan (8,6%, yoy) (Tabel 5)
Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan penyaluran kredit pada April 2023, terutama disebabkan oleh perkembangan Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi (Grafik 4)
Kredit Modal Kerja (KMK) tumbuh 7,1% (yoy) pada April 2023, setelah tumbuh 10,1% (yoy) pada bulan sebelumnya. Perkembangan KMK bersumber dari pergerakan KMK Industri Pengolahan yang tumbuh 2,9% (yoy) pada bulan laporan, setelah tumbuh 4,7% pada bulan Maret 2023.
Kredit Investasi (KI) pada April 2023 tumbuh 9,1% (yoy), setelah tumbuh 10,3% pada bulan sebelumnya.Terutama bersumber dari Sektor Industri Pengolahan serta sektor PHR.
Kredit Konsumsi (KK) tumbuh 8,6% (yoy) pada April 2023, setelah tumbuh 9,1% (yoy) pada bulan sebelumnya. (Tabel 6). Terutama didorong oleh perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan Kredit Multi Guna.
Analis Vibiz Research Center melihat bahwa uang beredar tetap tumbuh positif pada Triwulan II 2023 dan ke depannya. Meskipun pertumbuhan DPK mengalami penurunan 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya dan pertumbuhan kredit mengalami kontraksi 1,8% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Namun berdasarkan Hasil Survei Perbankan April 2023, diprakirakan penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan pada triwulan II 2023 meningkat. Hal ini terindikasi dari nilai SBT perkiraan penyaluran kredit baru Mei 2023 sebesar 88,3%. Peningkatan penyaluran kredit baru pada Mei 2023 diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank.
Sementara itu, dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulan I 2023, responden memprakirakan pada triwulan II 2023, kegiatan usaha meningkat. Yaitu dengan SBT sebesar 21,44%. Peningkatan kegiatan usaha diprakirakan terjadi pada beberapa Lapangan Usaha (LU) utama, yaitu LU Pertanian seiring masih berlanjutnya panen raya. Serta LU Industri Pengolahan sejalan dengan peningkatan aktivitas industri, ketersediaan sarana produksi, dan kapasitas penyimpanan yang mendukung.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting