Pasar Asia-Pasifik Bergerak Turun Pagi Ini, Rabu (31/05), Pasar Tunggu Data Ekonomi Regional

481
asian

(Vibiznews – Index) – Pasar Asia-Pasifik akan jatuh karena Wall Street mempertimbangkan kemungkinan Kongres meloloskan kesepakatan tentatif untuk menaikkan plafon utang AS di tengah meningkatnya oposisi di dalam GOP pada kesepakatan tentatif yang disetujui oleh Ketua DPR Kevin McCarthy dan Presiden AS Joe Biden selama akhir pekan.

Asia juga akan melihat banyak data ekonomi yang dirilis pada hari Rabu, termasuk angka aktivitas manufaktur China bulan Mei. Australia akan mempublikasikan angka inflasi April yang disesuaikan secara musiman, dan keputusan suku bunga dari bank sentral Thailand.

Di Jepang, Nikkei 225 terlihat mundur dari level tertinggi 33 tahun, dengan kontrak berjangka di Chicago di 31.095, dan mitranya di Osaka di 31.120 melawan penutupan terakhirnya di 31.328,160.

Di Australia, kontrak berjangka untuk S&P/ASX 200 berada di 7.187, lebih rendah dari penutupan terakhir indeks di 7.209,3, menjelang angka pengangguran untuk bulan April. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan tingkat inflasi tertimbang negara itu pada bulan April akan sedikit melambat menjadi 6,4%.

Indeks Hang Seng Hong Kong akan jatuh lebih jauh meskipun reli akhir di sesi Selasa, dengan kontrak berjangka di 18.260 dibandingkan dengan penutupan HSI di 18.595,78.

Semalam di AS, ketiga indeks utama berakhir bervariasi, dengan Dow Jones Industrial Average turun 0,15% dan Nasdaq Composite naik 0,32%. Sementara itu, S&P 500 menambah keuntungan marjinal, setelah diperdagangkan di atas dan di bawah garis datar selama sesi.

Penjualan ritel Jepang di bulan April meleset dari perkiraan, tumbuh 5% tahun ke tahun di bulan April, data pemerintah menunjukkan pada hari Rabu.

Pembacaan terbaru juga merupakan penurunan tajam dari pertumbuhan 7,2% yang terlihat pada bulan Maret dan meleset tajam dari perkiraan 7% dalam jajak pendapat ekonom Reuters.

Yen Jepang sedikit menguat hingga di bawah angka 140 yang terakhir diperdagangkan pada 139,71 melawan greenback.

Selasti Panjaitan/Vibiznews/Head of Wealth Planning