Pasar Asia-Pasifik Jumat (02/05) Bergerak Naik, Tunggu Non Farm Payroll AS

528
asian

(Vibiznews – Index) – Saham Asia-Pasifik Jumat (02/05) naik karena para pedagang menantikan laporan pekerjaan AS bulan Mei.

Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,25% pada jam pertama perdagangannya.

Kospi bertambah 0,66% karena inflasi konsumen Korea Selatan untuk Mei mendingin ke level terendah 19 bulan, berkurang untuk bulan keempat berturut-turut, menurut data Refinitiv. Nikkei 225 diperdagangkan naik 0,49%.

Semalam di AS, ketiga indeks utama naik, dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup pada level tertinggi sejak Agustus. Dow Jones Industrial Average naik 0,47%.

DPR meloloskan RUU untuk menaikkan batas utang dan membatasi pengeluaran pemerintah dengan margin yang lebar pada Rabu malam, mengirimkan RUU itu ke Senat hanya beberapa hari sebelum batas waktu gagal bayar AS pada Senin. Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengatakan majelis akan mengesahkan RUU itu Kamis malam.

Investor juga menantikan laporan pekerjaan Mei hari Jumat. Data terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat ditengah santernya berita tentang rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif.

Pendapatan AI (Kecerdasan Buatan) global akan mencapai $180 miliar tahun ini dan tumbuh hingga hampir $2 triliun pada tahun 2030 — dan ini akan menjadi pendorong utama pendapatan semikonduktor, kata Morgan Stanley.

Data nonfarm payrolls, tingkat pengangguran dan upah per jam yang akan dirilis Jumat akan menyoroti tantangan yang dihadapi Fed menuju pertemuan kebijakan Juni, menurut Joe Davis, kepala ekonom di Vanguard.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan non-farm payrolls naik 190.000 di bulan Mei, yang akan menjadi peningkatan bulanan yang lebih kecil dari 253.000 yang ditambahkan di bulan April. Mereka memperkirakan tingkat pengangguran 3,5%, sedikit lebih tinggi dari 3,4% yang terlihat di bulan April.

Upah per jam diharapkan tumbuh 0,3% setiap bulan dan 4,4% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Pada bulan April, upah naik 0,48% dari bulan ke bulan dan 4,45% secara tahunan.

“Kami percaya laporan pasar tenaga kerja besok akan menggarisbawahi tantangan yang terus dihadapi Fed dalam dorongan mereka untuk mendorong inflasi kembali ke target,” kata Davis. “Kami tetap berpandangan bahwa mereka harus menaikkan suku bunga pada bulan Juni untuk menegakkan tekad mereka sebelum berhenti sejenak untuk menilai dampak pada kondisi makro, meskipun aspek yang lebih penting dari perspektif kami tetap menahan The Fed setidaknya sampai akhir tahun ini.”

“Indikasi berlanjutnya pengetatan pasar tenaga kerja dalam laporan besok akan memberikan dukungan lebih lanjut untuk pandangan ini,” tambahnya.

Selasti Panjaitan/Vibiznews/Head of Wealth Planning