(Vibiznews – Index) – Pasar Asia-Pasifik Kamis (08/06) akan jatuh karena Wall Street melihat jeda dalam reli pasarnya dan indeks pasar yang luas berfluktuasi mendekati level penutupan tertinggi sejak Agustus 2022.
Investor di kawasan ini juga menilai lebih lanjut data ekonomi yang telah dirilis minggu ini.
Ekspor China turun lebih jauh dari yang diharapkan dan bank sentral Australia menentang ekspektasi pasar dengan memberikan kenaikan 25 basis poin.
Saham Australia sedikit naik, menjelang neraca perdagangan Mei hari ini.
Di Jepang, Nikkei 225 rebound dari penurunan tajam pada hari Rabu untuk membuka 0,12%, sedangkan Topix naik 0,26%.
Jepang merevisi angka PDB tahunannya untuk kuartal pertama menjadi 2,7%, lebih tinggi dari 1,9% yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters dan 1,6% yang diposting dalam angka awal.
Indeks Kospi Korea Selatan turun tipis 0,23% pada awal perdagangan, sementara Kosdaq mengalami kerugian lebih besar sebesar 0,43%.
Indeks Hang Seng Hong Kong juga akan turun setelah reli singkat pada hari Rabu, dengan kontrak berjangka di 19.116 dibandingkan dengan penutupan HSI di 19.252.
Bank sentral India diperkirakan akan mengumumkan keputusan suku bunganya hari ini, dengan para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan Reserve Bank of India akan mempertahankan suku bunga di 6,5% untuk kedua kalinya berturut-turut.
Semalam di AS, ketiga indeks utama berakhir bervariasi. S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun 0,38% dan 1,29%, sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 0,27%.
Saham raksasa teknologi Microsoft dan Google turun masing-masing 2,7% dan 3,3%. Beberapa nama semikonduktor juga mengalami penurunan saham setelah reli minggu sebelumnya. Nvidia kehilangan 1,1%, sementara Qualcomm saham turun 1,2%.
Perusahaan jasa keuangan Visa dan Mastercard turun masing-masing 1,5% dan 2,2%.
Defisit perdagangan AS meningkat tajam pada bulan April, meskipun peningkatannya tidak sebanyak yang diharapkan.
Selasti Panjaitan/Vibiznews/Head of Wealth Planning



