(Vibiznews – IDX Stocks) – Pasar Asia-Pasifik, Kamis (15/06) bersiap untuk naik setelah Federal Reserve AS menahan kenaikan suku bunga sementara memproyeksikan bahwa pergerakan dua perempat poin persentase sedang berlangsung sebelum akhir tahun.
Keputusan terbaru meninggalkan suku bunga pinjaman utama Fed dalam kisaran target 5% -5,25%. Bank sentral memperkirakan akan menaikkan suku bunga setinggi 5,6% sebelum tahun 2023 berakhir.
Di Asia, Selandia Baru jatuh ke dalam resesi teknis setelah Produk Domestik Bruto kuartal pertama turun 0,1% YoY, setelah melaporkan penurunan 0,7% yang direvisi pada kuartal terakhir 2022.
Di Jepang, Nikkei 225 siap mencapai level tertinggi tahun baru, dengan kontrak berjangka di Chicago di 33.680, dan pasangannya di Osaka di 33.600 melawan penutupan terakhir di 33.502,42. Neraca perdagangan bulan Mei Jepang akan dirilis hari ini karena Bank of Japan memulai pertemuan kebijakan moneter dua harinya.
China akan merilis sejumlah data ekonomi, termasuk output industri, penjualan ritel, dan harga rumah untuk bulan Mei.
Indeks Hang Seng Hong Kong bersiap untuk rebound setelah menghentikan kenaikan beruntun lima hari, dengan kontrak berjangka di 19.692 dibandingkan dengan penutupan HSI di 19.408,42.
Di Australia, kontrak berjangka untuk S&P/ASX 200 berada di 7.190, lebih tinggi dari penutupan terakhir indeks di 7.161,7, menjelang angka pengangguran bulan Mei. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan tingkat pengangguran negara itu akan tetap stabil di 3,7%.
Semalam di AS, tiga indeks utama berakhir beragam setelah pengumuman Fed, dengan S&P 500 naik tipis 0,08% dan Nasdaq Composite naik 0,39%. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average merosot 0,68%.
Federal Reserve mempertahankan suku bunga stabil, tetapi memperingatkan lebih banyak kenaikan dimasa yang akan datang
Bank sentral melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan Juni, seperti yang diharapkan investor. Pergerakan ini membuat suku bunga dana utama tetap stabil di kisaran 5% hingga 5,25%.
Namun, The Fed mengindikasikan bahwa lebih banyak kenaikan akan terjadi setelah jeda ini. Pengumuman itu mengirim banyak saham ditutup lebih rendah.
Selasti Panjaitan/Vibiznews/Head of Wealth Planning