(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Rupiah dan IHSG berakhir kompak balik menguat di minggu pendek perdagangannya.
- IMF merilis laporan yang menyorot Indonesia telah menunjukkan pemulihan ekonomi yang baik pasca pandemi melalui kinerja makroekonomi yang kuat.
- Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang ini adalah rilis inflasi Indonesia pada hari Senin.
Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 3-7 July 2023.
===
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat, dalam pekan yang pendek oleh libur panjang 3 hari, dengan investor asing net buy terbatas sekitar Rp0,1 triliun. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya bias menguat. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,33%, atau 22,136 poin, ke level 6.661,869. Untuk minggu berikutnya (3-7 Juli 2023), IHSG kemungkinan akan berupaya menguat secara bertahap, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.745 dan 6.773. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.578, dan bila tembus ke level 6.542.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu menguat terbatas, nyaris stagnan di minggu yang pendek, di tengah capital inflow yang terbatas di pasar SBN, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0,05% ke level Rp 15.006. Sementara, dollar global terpantau naik tipis secara mingguannya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan meninggalkan resistant sebelumnya, atau kemungkinan rupiah bias menguat secara perlahan, dalam range antara resistance di level Rp15.085 dan Rp15.125, sementara support di level Rp14.890 dan Rp14.819.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yield obligasi dan berakhir ke 6,243% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury berakhir menanjak secara mingguan.
===
IMF menilai Indonesia telah menunjukkan pemulihan ekonomi yang baik pasca pandemi melalui kinerja makroekonomi yang kuat, didukung penerapan kebijakan moneter dan fiskal secara berhati-hati. Kebijakan forward looking dan sinergi telah berhasil membawa Indonesia menghadapi tantangan global pada tahun 2022 dengan pertumbuhan yang sehat, tekanan inflasi yang menurun, dan sistem keuangan yang stabil.
Bank Indonesia menyambut baik hasil asesmen IMF atas perekonomian Indonesia dalam laporan Article IV Consultation tahun 2023 yang dirilis pada 26 Juni lalu.
Berdasarkan data transaksi 26 Juni 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp0,71 triliun terdiri dari beli neto Rp0,60 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,11 triliun di pasar saham.
===
Banyak pelaku pasar pada minggu-minggu ini agak ragu karena kondisi pasar yang sepertinya sedang kurang jelas. Fluktuatif, variatif, mungkin juga terkesan tanpa tren yang jelas. Ada sebagian investor pun bereaksi secara sepertinya over-reactive. Apapun itu, tidak mudah bereaksi bahkan secara logis pun pada saat pasar sedang gonjang-ganjing. Ini, antara lain, menunjukkan kuatnya fenomena psikologis dalam pasar, baik dalam individu per investor maupun di level pasar secara universal yang bisa disebut sebagai “psikologi pasar”.
Bagaimanapun, tidak mudah untuk mengikuti, memahami, apalagi memanfaatkan gejolak pasar yang naik turun. Jangan khawatir, Vibiznews.com adalah ahlinya untuk membantu menganalisis pasar bagi Anda dan memetik keuntungan dari dinamikanya. Mungkin Anda telah membuktikannya juga sebelum ini. Terima kasih telah bersama kami, ketahuilah kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting



