(Vibiznews – Forex) Dolar AS merosot ke level terendah baru dua bulan pada hari Rabu setelah data inflasi AS mereda pada bulan Juni, menunjukkan bahwa Federal Reserve mungkin hanya perlu menaikkan suku bunga sekali lagi tahun ini.
Indeks dolar turun serendah 101,08, terendah dalam dua bulan, setelah data, dan terakhir turun 0,51% di 101,21.
Harga konsumen inti AS naik hanya 0,2% pada bulan Juni, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 0,3%. Pada basis tahunan, CPI AS naik 4,8%, lebih rendah dari ekspektasi pasar untuk kenaikan 5%.
Sementara itu, sterling mencapai level tertinggi 15 bulan setelah data pertumbuhan upah memicu ekspektasi bahwa Bank of England (BoE) akan terus menaikkan suku bunga.
Yen menguat melewati 140 terhadap dolar untuk pertama kalinya dalam sebulan, dibantu oleh meningkatnya ekspektasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan mengungkap perubahan kebijakan suku bunga sangat rendah pada pertemuan bulan ini.
Terhadap yen, dolar turun sebanyak 0,76% ke level terendah satu bulan di 139,32. Itu terakhir turun 0,56% pada 139,59.
Mata uang euro naik 0,47% menjadi $1,1058, menyenggol tertinggi dua bulan, sementara franc Swiss naik sebanyak 0,3% ke level tertinggi 2-1/2 tahun di 0,8765.
Imbal hasil Treasury AS, sementara itu, terus turun, melemahkan dolar. Imbal hasil nota 10-tahun patokan terakhir turun 3 basis poin pada 3,905%, menuju penurunan hari ketiga berturut-turut. Imbal hasil dua tahun turun 4 bps menjadi 4,85%.
Dolar Australia naik 0,70% menjadi $0,6732.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS dapat bergerak naik dengan melambatnya inflasi AS. Indeks dolar AS akan bergerak dalam kisaran Support 99.03-98.31. Namunn jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 101.92-102.16.



