(Vibiznews – Bonds) Imbal hasil Treasury AS turun pada hari Kamis menilai kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, dan serangkaian data ekonomi yang menunjukkan tekanan inflasi yang sedang berlangsung dan kekuatan pasar tenaga kerja.
Imbal hasil Treasury 10-tahun terakhir diperdagangkan pada 4,28%, setelah turun 1 basis poin.
Imbal hasil Treasury 2 tahun turun 4 basis poin menjadi 4,983%, mendekati level 5%.
Imbal hasil dan harga bergerak berlawanan arah dan satu basis poin setara dengan 0,01%.
Ketidakpastian mengenai prospek kebijakan moneter Federal Reserve telah menyebar di kalangan investor karena data terbaru menandakan berlanjutnya tekanan inflasi dan pasar tenaga kerja yang ketat.
Para pedagang menilai serangkaian laporan ekonomi pada Kamis pagi, yang semakin menambah kekhawatiran bahwa siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve mungkin belum berakhir. Hal ini mencakup klaim pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan dan kenaikan biaya tenaga kerja yang lebih besar dari perkiraan pada kuartal kedua.
Hal ini terjadi setelah indeks Jasa ISM pada hari Rabu menunjukkan ekspansi sektor jasa yang lebih besar dari perkiraan pada bulan Agustus. Pasar juga bergulat dalam beberapa hari terakhir dengan kenaikan harga minyak.
Pedagang akan terus memantau imbal hasil Treasury 10-tahun, katanya, seraya menambahkan bahwa penembusan di atas puncak bulan Oktober dapat sangat membebani ekuitas.
Pasar masih memperhitungkan kemungkinan 93% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada pertemuan akhir bulan ini menurut alat FedWatch CME. Namun ekspektasi kenaikan suku bunga pada bulan November terakhir berada pada kisaran 45%.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, imbal hasil Treasury AS akan mencermati sentimen kenaikan suku bunga AS, yang dapat mempengaruhi pergerakan imbal hasil Treasury AS



