(Vibiznews – Index) Bursa saham Eropa ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena investor bereaksi terhadap data inflasi AS yang lebih kuat dari perkiraan.
Indeks Stoxx 600 Eropa berakhir turun 0,3%, dengan sektor dan bursa utama berada di wilayah negatif. Saham ritel turun 0,9% memimpin kerugian.
Indeks FTSE 100 ditutup turun tipis -0,02%.
Indeks DAX berakhir lemah -0.39%.
Indeks CAC 40 ditutup rendah -0,42%.
Hal ini terjadi tak lama setelah data inflasi AS untuk bulan Agustus melebihi ekspektasi. Indeks harga konsumen, yang mengukur biaya berbagai barang dan jasa, naik 3,7% dari tahun lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada hari Rabu. Ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan kenaikan sebesar 3,6%. Secara bulanan, harga naik 0,6%, sesuai dengan ekspektasi.
CPI Inti, yang tidak mencakup makanan dan energi dan diawasi secara ketat oleh Federal Reserve, naik 0,3% pada bulan ini dan 4,3% pada tahun ini. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones mengisyaratkan kenaikan masing-masing sebesar 0,2% dan 4,3%.
Sektor otomotif sempat menguat pada perdagangan pagi setelah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan UE akan meluncurkan penyelidikan terhadap subsidi yang diberikan kepada pembuat kendaraan listrik di China.
Sektor ini naik sebanyak 2% setelah pengumuman tersebut sebelum mengalami sedikit kerugian. Von der Leyen mengatakan Eropa “terbuka untuk persaingan tetapi tidak untuk perlombaan menuju posisi terbawah.”
Pemilik Zara, Inditex, retailer fast fashion terbesar di dunia, merosot 3% meskipun melaporkan hasil sementara setengah tahun yang mengalahkan ekspektasi dan menunjukkan kenaikan laba kotor sebesar 14%. Reaksi para analis menunjukkan bahwa biaya operasional yang lebih tinggi dan kekhawatiran terhadap kinerja masa depan mungkin telah membuat takut beberapa investor, sementara yang lain mengambil keuntungan.
Dari segi data, angka resmi menunjukkan ekonomi Inggris mengalami kontraksi sebesar 0,5% pada bulan Juli. Ekonom dalam jajak pendapat Reuters mengisyaratkan penurunan sebesar 0,2%.
Saham-saham AS menguat pada hari Rabu, sementara pasar Asia-Pasifik melemah karena investor menilai data ekonomi utama dari Jepang dan Korea Selatan.
Pasar memperkirakan The Fed akan melewatkan kenaikan suku bunga bulan ini, namun memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 40% pada bulan November, menurut data CME Group.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, bursa Eropa akan mencermati keputusan suku bunga ECB yang jika terealisir terjadi kenaikan suku bunga ECB, akan menekan bursa Eropa.