Dolar AS Kamis Menguat Mengatasi Poundsterling dan Euro

345
dolar kuat

(Vibiznews – Forex) Dolar AS menguat terhadap Pound dan Euro pada hari Kamis, sehari setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap stabil namun memperketat sikap hawkishnya dengan proyeksi kenaikan suku bunga lebih lanjut pada akhir tahun.

Indeks dolar AS naik 0,17%, atau 105,33 poin pada hari Kamis.

Pound dan franc Swiss jatuh pada hari Kamis setelah bank sentral Inggris dan Swiss mempertahankan suku bunga tidak berubah, sementara yen Jepang menguat terhadap dolar AS sebelum pengumuman kebijakan Bank of Japan pada hari Jumat.

The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada kisaran 5,25%-5,50%, sejalan dengan ekspektasi pasar pada hari Rabu, namun hal ini mengisyaratkan bahwa para pejabatnya semakin yakin bahwa kebijakan hawkish dapat berhasil menurunkan inflasi tanpa merusak perekonomian atau menyebabkan hilangnya lapangan kerja dalam jumlah besar.

Seiring dengan kemungkinan kenaikan suku bunga lainnya pada tahun ini, proyeksi terbaru The Fed menunjukkan pengetatan suku bunga secara signifikan hingga tahun 2024 dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Euro turun 0,02% menjadi $1,0658.

Pound jatuh ke level terendah sejak Maret setelah Bank of England mempertahankan suku bunga stabil pada hari Kamis, menyusul laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan pada hari sebelumnya. Pound melemah 0,41% pada $1,2293.

Kamis ini menandai pertama kalinya sejak Desember 2021 BoE tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan moneternya, yang merupakan penghentian kenaikan suku bunga sebanyak 14 kali berturut-turut.

Sebelumnya, franc Swiss turun setelah Bank Nasional Swiss secara tak terduga mempertahankan suku bunga stabil, menandai pertama kalinya bank sentral tidak menaikkan suku bunga sejak Maret 2022, meskipun tetap membuka opsi untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Sementara itu yen menguat 0,62% pada 147,38 per dolar karena perhatian tetap tertuju pada kemungkinan intervensi pemerintah Jepang di pasar valuta asing untuk menopang mata uang tersebut.

Jepang tidak akan mengesampingkan pilihan apa pun dalam mengatasi volatilitas berlebih di pasar mata uang, kata juru bicara pemerintah pada hari Kamis, mengeluarkan peringatan baru terhadap penurunan yen menuju angka 150 per dolar yang penting secara psikologis.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan mencermati data ekonomi AS, yang jika memberikan sentimen positif, akan menguatkan dolar AS.