(Vibiznews – Forex) Dolar AS diperdagangkan mendekati level tertingginya dalam 10 bulan terhadap mata uang utama lainnya pada hari Rabu karena imbal hasil Treasury tetap tinggi di tengah prospek suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Indeks dolar AS berada di 106,23, setelah mencapai puncaknya pada level tertinggi 10-bulan di 106,26 pada sesi sebelumnya.
Sementara itu Euro berada di dekat level terendah enam bulan pada hari Selasa dan terakhir di $1,0567.
Sterling merosot ke level terendah baru dalam enam bulan di $1,2149, berada di bawah tekanan terhadap penguatan dolar AS. Tampaknya akan terjadi penurunan triwulanan lebih dari 4%, yang terburuk dalam setahun.
Pejabat Fed dalam beberapa hari terakhir telah menandai kemungkinan bahwa bank sentral perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut, setelah mempertahankan suku bunga stabil pada minggu lalu namun memperketat sikap kebijakan moneternya yang hawkish.
Hal ini menyebabkan imbal hasil (yield) Treasury AS mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun karena pasar uang menyesuaikan ekspektasi mereka mengenai kapan suku bunga AS akan mencapai puncaknya, dan kondisi moneter yang akan tetap ketat lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Imbal hasil Treasury 10 tahun terakhir di 4,5254%, setelah mencapai level tertinggi 16 tahun di 4,5660% di sesi sebelumnya.
Imbal hasil Treasury dua tahun mencapai 5,0582%.
Meningkatnya imbal hasil AS menimbulkan masalah bagi yen, yang sedikit lebih tinggi menjadi 149,08 per dolar, setelah merosot ke level terendah 11 bulan di 149,185 pada hari Selasa.
Pasangan dolar/yen cenderung sangat sensitif terhadap perubahan imbal hasil Treasury AS jangka panjang, terutama dalam jangka waktu 10 tahun.
Penurunan yen yang perlahan namun stabil ke level psikologis 150 per dolar telah membuat para pedagang tetap waspada terhadap tanda-tanda intervensi dari otoritas Jepang, seiring para pejabat meningkatkan retorika mereka terhadap penurunan mata uang.
Dolar Australia turun 0,25% menjadi $0,6381, menjelang data inflasi Australia yang akan dirilis pada hari Rabu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan mencermati data Durable Goods Orders Agustus, yang jika terealisir meningkat, akan menguatkan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 106,68-106,94. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 105,97-105,32.



