(Vibiznews – Index) Bursa Saham Korea Selatan berakhir turun tajam hampir 2 persen pada hari Kamis karena meningkatnya kekhawatiran atas konflik Israel-Hamas yang memicu penghindaran risiko.
Indeks Kospi kehilangan 46,8 poin, atau 1,9 persen, ditutup pada 2.415,8, menandai level terendah sejak 10 Oktober, ketika Kospi berakhir pada 2,402.58.
Volume perdagangan tergolong moderat yaitu 739,5 juta lembar saham senilai 8,7 triliun won (US$6,3 miliar), dengan saham yang mengalami penurunan jauh melebihi saham yang memperoleh keuntungan sebesar 808 berbanding 94.
Pihak asing melepas saham lokal senilai 155,4 miliar won dan institusi menjual saham lokal senilai 248,3 miliar won.
Para analis mencatat bahwa meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusul ledakan di sebuah rumah sakit di Jalur Gaza sangat membebani pasar saham.
Samsung Electronics yang sahamnya berkapitalisasi besar turun 1,42 persen menjadi 69.500 won dan pesaing pembuat chipnya SK hynix merosot 3,31 persen menjadi 125.700 won.
Saham sektor baterai termasuk di antara yang mengalami penurunan terbesar menyusul penurunan pendapatan kuartal ketiga Tesla Inc. Pemimpin industri LG Energy Solution anjlok 2,69 persen menjadi 452.500 won dan Samsung SDI turun 3,52 persen menjadi 494.000 won.
Meningkatnya harga minyak akibat meningkatnya ketegangan Israel-Hamas menyeret turun saham kilang minyak dan perusahaan kimia di sini. Perusahaan penyulingan minyak terkemuka SK Innovation turun 2,17 persen menjadi 144.000 won dan pembuat bahan kimia terkemuka LG Chem turun 2,37 persen menjadi 494.000 won.
Maskapai penerbangan andalan Korean Air Lines turun 2,58 persen menjadi 19.630 won dan Asiana Airlines turun 1,49 persen menjadi 9.900 won.
Kakao, operator aplikasi obrolan seluler No. 1 KakaoTalk, turun 3,11 persen menjadi 40.500 won setelah kepala investasinya ditangkap karena dugaan manipulasi harga saham dalam tawaran pengambilalihan agensi K-pop SM Entertainment.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks Kospi akan mencermati hasil penutupan bursa Wall Street yang akan memperhatikan pidato dari ketua The Fed Jerome Powell, yang jika memberikan sentimen dovish bagi kenaikan suku bunga AS akan dapat menguatkan bursa Wall Street. Sebaliknya jika sentimen hawkish yang terjadi, akan dapat menekan bursa Wall Street.