(Vibiznews – Forex) Dolar AS Senin bergerak turun terhadap sejumlah mata uang setelah imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun dari level 5%.
Pergerakan di pasar valuta asing sebagian besar datar pada hari Senin menantikan sentimen yang dapat menggerakkan pasar minggu ini, termasuk pertemuan Bank Sentral Eropa, dan rilis data PDB AS dan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve.
Imbal hasil 10 tahun terakhir berada di 4,905%.
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan mata uang terhadap enam mata uang saingannya, turun 0,4% pada 105,77. Indeks sempat naik setinggi 106,33 pada awal sesi.
Lonjakan imbal hasil Treasury AS sejak pertengahan Juli telah meningkatkan daya tarik dolar AS dibandingkan mata uang lainnya dan membantu mengangkat indeks dolar AS lebih dari 6%.
Yen Jepang terakhir diperdagangkan pada 149,78 per dolar, setelah tergelincir ke level 150,14, level yang terakhir terlihat pada 3 Oktober ketika para pedagang mencurigai Bank of Japan (BOJ) melakukan intervensi untuk mendorongnya kembali ke sisi yang lebih kuat yaitu 150.
Data pasar uang BOJ kemudian menunjukkan bahwa penguatan yen yang tiba-tiba kemungkinan besar bukan merupakan hasil intervensi resmi Jepang.
Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengadakan pertemuan pada hari Kamis, dan jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters menunjukkan bahwa meskipun mereka sudah selesai menaikkan suku bunga, mereka tidak akan mulai melakukan pelonggaran hingga setidaknya bulan Juli 2024. Bank Sentral Eropa akan menaikkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin pada bulan September.
Euro naik 0,4% hari ini.
Dolar Kanada menguat terhadap greenback pada hari Senin, menjelang pengumuman suku bunga Bank of Canada pada hari Rabu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, dolar AS bergerak lemah seiring mundurnya imbal hasil Treasury AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 105,39-105,11. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 105,85-106,23.



