Bursa Korea Selatan Selasa Ditutup Merosot Tertekan Profit Taking; Saham Teknologi Merugi

297
kospi

(Vibiznews – Index) Bursa saham Korea Selatan pada hari Selasa ditutup merosot terpicu profit taking menyusul kenaikan harian tertajam yang pernah terjadi di sesi sebelumnya yang dipicu oleh penerapan kembali larangan short-selling saham di negara tersebut.

Indeks Kospi merosot 58,41 poin, atau 2,33 persen, menjadi ditutup pada 2.433,96, mengakhiri kenaikan empat sesi berturut-turutnya.

Volume perdagangan tergolong moderat yaitu sebanyak 447,6 juta lembar saham senilai 11,38 triliun won (US$8,6 miliar), dengan jumlah saham yang mengalami kerugian melebihi saham yang memperoleh keuntungan sebanyak 634 berbanding 244.

Pada hari Senin, indeks Kospi mencatatkan kenaikan harian terbesarnya sebesar 134,03 poin, naik 5,66 persen, didukung oleh larangan short sell yang akan diberlakukan hingga akhir Juni 2024.

Otoritas keuangan menyebutkan kekhawatiran terhadap meningkatnya volatilitas pasar akibat praktik short-selling ilegal.

Sebagian besar saham blue chips terguncang, dengan pembuat baterai terkemuka LG Energy Solution anjlok 10,23 persen menjadi 443.000 won dan pesaingnya yang lebih kecil Samsung SDI anjlok 7,91 persen menjadi 466.000 won.

Perusahaan-perusahaan teknologi juga bernasib lebih buruk, dengan produsen chip nomor dua SK hynix merosot 1,95 persen menjadi 130.400 won dan raksasa peralatan rumah tangga LG Electronics berakhir 1,8 persen lebih rendah pada 103.400 won. Raksasa teknologi Samsung Electronics tetap tidak berubah pada 70.900 won.

Saham-saham kimia dan energi, yang mencatatkan kenaikan kuat di sesi sebelumnya, juga mengalami penurunan tajam.

LG Chem anjlok 5,57 persen menjadi 492.000 won dan perusahaan penyulingan terkemuka SK Innovation turun 7,07 persen menjadi 144.500 won.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, bursa saham Korea Selatan akan mencermati hasil penutupan bursa Wall Street, yang jika berakhir naik akan menguatkan bursa saham Korea Selatan. Sebaliknya jika berakhir turun, akan menekan bursa saham Korea Selatan.