(Vibiznews – Index) Bursa saham Hong Kong berakhir melemah pada hari Senin, turun untuk sesi kedua berturut-turut di tengah kekhawatiran atas goyahnya pemulihan ekonomi di Tiongkok, setelah data laba industri China hanya naik 2,7% yoy pada bulan lalu, jauh lebih lemah dibandingkan lonjakan 11,9% pada bulan September.
Indeks Hang Seng turun 34,36 poin atau 0,2% menjadi berakhir pada 17.525,06 pada hari Senin.
Selama sepuluh bulan pertama tahun ini, laba sektor industri merosot 7,8%, penurunan terlemah sejak Desember 2022.
Secara lokal, tanda-tanda pengetatan uang tunai menjelang akhir tahun meningkat karena suku bunga penawaran antar bank (PUAB) satu bulan melonjak ke level tertinggi sejak 2007.
Sementara itu, Kontrak berjangka AS diperdagangkan sedikit lebih rendah meskipun belanja online Black Friday mencatatkan rekor yang kuat.
Namun, indeks Hang Seng mampu memangkas kerugian awalnya, dengan investor mencoba untuk percaya bahwa kemerosotan properti di daratan mungkin mendekati titik terendahnya karena berbagai langkah dukungan dari pemerintah Tiongkok.
Di antara saham tunggal, Longfor Group anjlok 4,2%, diikuti oleh Sinopharm Group C0. (-3.0%), Li Ning (-2.9%), Yadea Group (-2.2%), dan Fosun Intl. (-1,5%).
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, bursa Hong Kong akan mencermati hasil penutupan bursa Wall Street yang jika berakhir naik akan memberikan sentimen positif bagi bursa Hong Kong. Namun sebaliknya jika bursa Wall Street berakhir lemah akan menekan bursa Hong Kong.