Kuatnya Data Ritel AS Membebani Saham Wall Street

217
wall street

(Vibiznews – Index) – Perdagangan saham Wall Street yang berakhir Kamis dinihari (18/1/2024) masih terus melemah hingga membuat Dow Jones tertekan ke terendah 1 bulan.

Tingginya yield obligasi AS masih terus membebani perdagangan saham Wall Street dengan persentase pelemahan cukup signifikan.

Nasdaq yang sempat rebound sesi sebelumnya, tergerus dengan turun  0,6% ke 14.855,62. Dow Jones  merosot  0,3% menjadi 37.266,67 dan S&P 500 turun 0,6% menjadi 4.739,21.

Pelemahan di Wall Street dipicu ketidakpastian prospek suku bunga di tengah kekhawatiran bahwa Federal Reserve tidak akan menurunkan suku bunga secepat yang diperkirakan.

Sentimen tersebut yang membuat pasar memburu aset obligasi yang aman daripada saham yang merupakan aset berisiko. Yield obligasi jadi naik ke tertinggi 1 bulan, 4,1%.

Kekhawatiran penundaan turunnya suku bunga datang dari rilis data ekonomi AS yang positif seperti data penjualan ritel dan juga produksi industri yang kuat tak terduga.

Lihat: Penjualan Ritel Desember AS Naik Tertinggi 3 Bulan Dipimpin Penjualan Mobil

Penjualan ritel naik sebesar 0,6% pada bulan Desember setelah naik sebesar 0,3% pada bulan November. Ekonom memperkirakan penjualan ritel akan naik sebesar 0,4%.

Untuk data produksi industri naik tipis 0,1% pada bulan Desember, sementara data yang direvisi menunjukkan produksi tidak berubah pada bulan November.

Secara sektoral, pelemahan Wall Street dipimpin oleh saham maskapai penerbangan dengan  NYSE Arca Airline Index anjlok 3,2 persen ke  penutupan terendah  sebulan lebih.

Saham emas alami pelemahan yang cukup besar di tengah anjloknya harga logam mulia, sehingga menyeret Indeks Bugs Emas Arca NYSE turun sebesar 2,3%.