Uang Beredar Tumbuh Lebih Tinggi Pada Januari 2024

543
Moody’s Mempertahankan Peringkat RI Satu Tingkat di atas Investment Grade (Baa2) Dengan Outlook Stabil
Sumber: Bank Indonesia

(Vibiznews – Economy & Business) – Perekonomian Indonesia tetap tumbuh stabil hal ini dapat dilihat dari likuiditas perekonomian yang baik atau uang beredar Januari 2024.

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2024 tumbuh lebih tinggi.
Posisi M2 pada Januari 2024 tercatat sebesar Rp8.721,9 triliun atau tumbuh 5,4% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 3,5% (yoy)

Faktor-faktor yang memengaruhi uang beredar
Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada Januari 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan Aktiva Luar Negeri Bersih.
Penyaluran kredit pada Januari 2024 tumbuh sebesar 11,5% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 10,3% (yoy).

Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 4,9% (yoy) dan uang kuasi sebesar 6,1% (yoy).

Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat (Pempus) tumbuh sebesar 1,9% (yoy) pada Januari 2024. Setelah terkontraksi sebesar 6,5% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih pada bulan laporan tumbuh sebesar 4,8% (yoy), setelah tumbuh 3,6% (yoy) pada bulan sebelumnya.


Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Perkembangan DPK pada Januari 2024 tercatat Rp 8.161,9 triliun atau tumbuh sebesar 5,8% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 3,8% (yoy) (Tabel 3).


Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK Korporasi (6,2%,yoy) dan Perorangan (5,4%, yoy)(Tabel 4).

Pada Januari 2024, giro tumbuh 7%(yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 3,9% (yoy). Di sisi lain, tabungan tumbuh sebesar 4,2 % (yoy), setelah tumbuh 2,0% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 6,0% (yoy), setelah pada Desember 2023 tumbuh 5,4% (yoy).

Perkembangan Kredit
Kredit yang disalurkan oleh perbankan tumbuh lebih tinggi pada Januari 2024. Penyaluran kredit pada Januari 2024 tercatat sebesar Rp 7.009,9 Triliun, atau tumbuh 11,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 10,3% (yoy).
Perkembangan tersebut sejalan dengan laju penyaluran kredit pada golongan debitur korporasi (13,3%, yoy) dan debitur perorangan (9,8%, yoy) (Tabel 5)

Sumber: Bank Indonesia

Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan penyaluran kredit pada Januari 2024, terutama disebabkan oleh perkembangan Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi (Grafik 4)


Kredit Modal Kerja (KMK) pada Januari 2024 tumbuh 12,2% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,7% (yoy).


Perkembangan KMK bersumber dari sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan serta Sektor Pertambangan dan Penggalian.
Kredit Investasi (KI) pada Januari 2024 tumbuh 12,8% (yoy), terutama bersumber dari Sektor Industri Pengolahan dan sejenisnya serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi.
Kredit Konsumsi (KK) tumbuh 9,5% (yoy) pada Januari 2024, terutama didorong oleh perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multi Guna.

Analis Vibiz Research Center melihat bahwa uang beredar tetap tumbuh positif pada Triwulan I 2024.
Terlihat dari pertumbuhan DPK yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya dan pertumbuhan kredit yang meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit pada Januari 2024 11,83% (yoy), didorong oleh masih kuatnya sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi penawaran, kapasitas permodalan perbankan yang kuat. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,66% pada Desember 2023.

Demikian juga likuiditas yang memadai turut menopang peningkatan kredit. Berdasarkan data BI, ketersediaan likuiditas perbankan yang lebih dari cukup, tercermin pada tingginya rasio AL/DPK sebesar 27,79%.
Ketahanan perbankan yang kuat tersebut didukung oleh kemampuan bayar korporasi dan rumah tangga yang tetap baik.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting