Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (8 Maret 2024); Rupiah Menguat

454
Rupiah Menguat

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 4 – 8 Maret 2024
Pada akhir hari Kamis, 7 Maret 2024

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.650 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,62%.
  3. DXY[1] melemah ke level 102,82.
  4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 4,083%.

Keterangan:
1) Sebagai informasi, DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
2) Sedangkan UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 8 Maret 2024

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.630 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun di 6,61%.

Aliran Modal Asing (Minggu I Maret 2024)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 7 Maret 2024 sebesar 69,12 bps, naik dibandingkan 1 Maret 2024 sebesar 67,80 bps.
  2. Berdasarkan data transaksi 4 – 7 Maret 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp13,61 triliun. Terdiri dari jual neto Rp10,42 triliun di pasar SBN, jual neto Rp0,57 triliun di pasar saham. Dan jual neto Rp2,62 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 7 Maret 2024, nonresiden jual neto Rp12,51 triliun di pasar SBN. Beli neto Rp17,88 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp25,35 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 15.630 kemudian bergerak naik ke Rp15.600, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.590.

Menguatnya rupiah terjadi usai The Fed beri sinyal turunkan suku bunga. Sementara dollar AS di pasar uang Asia melandai setelah melemah 5 hari di sesi global sebelumnya.

Hal ini terjadi dalam rentang terbatas sementara fokus pasar tertuju pada data utama nonfarm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat. Hal ini untuk mendapat lebih banyak isyarat mengenai pasar tenaga kerja.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini naik ke 102,87. Ini dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 102,82.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting