(Vibiznews – Bonds & Mutual Fund) – Investor asing secara signifikan mengurangi kepemilikan mereka pada obligasi Asia pada bulan lalu. Hal ini karena para trader meninjau ulang potensi penurunan suku bunga Federal Reserve di tengah tekanan inflasi yang terus berlanjut.
Investor semula memperkirakan bahwa The Fed baru akan mulai menurunkan suku bunga pada semester II 2024. Namun investor mengurangi spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juni. Ini karena inflasi menjadi lebih kaku dari perkiraan sebelumnya.
Selain itu, kehati-hatian terhadap pemilu di Korea Selatan dan India juga mempengaruhi aliran modal ke wilayah tersebut.
Investor asing bulan lalu melepas obligasi senilai US$ 4,7 miliar di Korea Selatan, Indonesia, Thailand, Malaysia, dan India sekaligus mengakhiri pembelian obligasi selama empat bulan berturut-turut.
Data terbaru menunjukkan inflasi AS meningkat lebih dari perkiraan selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Maret. Analis pun kini mengantisipasi bahwa siklus pelonggaran suku bunga kemungkinan akan dimulai pada bulan September.
Imbal hasil Treasury AS dengan tenor dua tahun, mencapai level tertinggi dalam lima bulan di 5,012% pada minggu lalu. Padahal biasanya bergerak sesuai dengan ekspektasi suku bunga.
Sementara itu, obligasi Korea Selatan mencatatkan arus keluar asing bersih sebesar US$ 4,35 miliar pada bulan lalu. Ini merupakan rekor terbesar dalam sebulan sejak Januari 2023.
Menurut Khoon Goh, kepala Riset Asia ANZ, efek ganda dari kenaikan imbal hasil AS dan pemilihan legislatif nasional kemungkinan besar mendorong arus keluar obligasi Korea Selatan.
Di sisi lain, obligasi Indonesia mengalami penjualan bersih asing senilai sekitar US$ 2 triliun. Nilai ini merupakan arus keluar bulanan terbesar sejak Juni 2022 di tengah anjloknya nilai tukar rupiah.
Obligasi Thailand juga terus mengalami aksi jual asing. Dengan total arus keluar sekitar US$ 342 juta yang menandai arus keluar selama empat bulan berturut-turut.
Sementara itu, obligasi India menarik modal asing selama dua belas bulan berturut-turut, dengan total arus masuk sebesar US$ 1,64 miliar. Investor asing juga membeli obligasi Malaysia senilai sekitar US$ 353 juta pada bulan lalu.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting