(Vibiznews – Forex) – Dolar AS berakhir kuat terhadap semua rivalnya pada hari Rabu dinihari (17/4/2024) karena komentar hawkish Jerome Powell dan rilis data produksi industri AS.
Kedua sentimen tersebut memberikan dorongan bagi imbal hasil obligasi AS melonjak, tenor 10-tahun mencapai tertinggi dalam 6 bulan dan tenor 2-tahun sangat dekat untuk melampaui level psikologis 5,00%.
Indeks dolar naik ke posisi tertinggi dalam 5 bulan lebih dan yen Jepang semakin terpuruk di kisaran terendah dalam 34 tahun.
Ketua Fed Powell memperkuat dinamika pasar saat ini dengan mengakui di sebuah forum di Washington bahwa kemajuan dalam disinflasi telah melambat dan data yang lebih kuat menimbulkan ketidakpastian waktu penurunan suku bunga.
Komentar Jerome Powell menunjukkan bahwa para pengambil kebijakan akan membutuhkan lebih banyak waktu dan data yang lebih baik untuk mendapatkan kepercayaan yang lebih besar terhadap prospek inflasi.
Karenanya Powell mengindikasikan suku bunga kemungkinan akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama karena kurangnya kemajuan mencapai target inflasi.
Fakta bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi bullish bagi dolar AS, terutama karena bank sentral utama lainnya, seperti ECB dan Bank of England, mulai mendekati pelonggaran kebijakan.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap semua rivalnya berakhir naik 0,13% ke posisi 106,31, yang merupakan posisi tertinggi sejak 1 November.



