PMI-BI Triwulan I 2024 Kinerja Industri Pengolahan Meningkat

237
PMI-BI Triwulan I 2024 Kinerja Industri Pengolahan Meningkat
Sumber: Kemenkeu

(Vibiznews – Economy & Business) – Kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan pada triwulan I 2024 meningkat dan berada pada fase ekspansi (indeks >50%). Hal tersebut tecermin dari PMI-BI triwulan I 2024 sebesar 52,80%, lebih tinggi dari 51,20% pada triwulan sebelumnya. (Grafik 1)

Sumber: Bank Indonesia

Berdasarkan komponen pembentuk PMI-BI, sebagian besar komponen meningkat dan melanjutkan fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Volume Persediaan Barang Jadi. Lalu diikuti Volume Total Pesanan dan Volume Produksi.

Berdasarkan Sublapangan Usaha (Sub-LU), mayoritas Sub-LU masih berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Pengolahan Tembakau. Selanjutnya, diikuti Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, serta Industri Logam Dasar.

Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan LU Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia. Yang juga berada pada fase ekspansi, dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,71%. Angka ini lebih tinggi dari 1,0% pada triwulan IV-2023. (Grafik 2)

Pada triwulan II 2024, kinerja LU Industri Pengolahan diprakirakan terus melanjutkan peningkatan tecermin dari PMI-BI yang tercatat sebesar 54,31%. Terakselerasi dibandingkan 52,80% pada triwulan sebelumnya.

Prakiraan PMI-BI triwulan II – 2024 tersebut sejalan dengan hasil SKDU, di mana SBT kegiatan usaha LU Industri Pengolahan meningkat menjadi sebesar 2,62%, dari sebelumnya 1,17% pada triwulan I-2024. (Grafik 2).

Sumber : Bank Indonesia

Indikator Pembentuk PMI-BI

Berdasarkan komponen pembentuknya, seluruh komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi terjadi pada komponen Volume Persediaan Barang Jadi. Lalu Volume Produksi, dan Volume Total Pesanan.

PMI-BI Menurut Sub Lapangan Usaha (LU)

Seluruh Sub-LU juga diprakirakan berada pada fase ekspansi, pada triwulan I-2024 dengan indeks tertinggi pada Industri Pengolahan Tembakau (58,42%), diikuti Industri Tekstil dan Pakaian Jadi (57,40%), serta Industri Logam Dasar (55,63%).

Pada triwulan II-2024, seluruh Sub-LU Industri Pengolahan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Sub-LU Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki (61,07%). Diikuti oleh Industri Pengolahan Tembakau (59,34%), serta Industri Mesin dan Perlengkapan (58,75%).

Menurut Analis Vibiz Research Center kinerja manufaktur Indonesia yang masih ekspansif ini bagus untuk membangun sektor riil. Dan juga dengan berkembangnya industri manufaktur menciptakan lapangan kerja yang cukup banyak sehingga secara keseluruhan berdampak membangun pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Namun tetap harus dimitigasi risiko yang muncul akibat risiko geopolitik secara global maupun risiko di dalam negeri karena adanya tahun politik pasca pemilu.
Faktor keamanan dan kestabilan politik menjadi hal yang perlu diperhitungkan.

Belinda Kosasih/ VBN/Managing Partner Vibiz Consulting