(Vibiznews – Economy & Business) Tingkat inflasi tahunan Indonesia turun menjadi 2,84% pada Mei 2024 dari 3,0% pada bulan April, dibandingkan ekspektasi pasar sebesar 2,94%. Demikian rilis dari Badan Pusat Statistik Indonesia pada hari Senin, 3 Juni 2024.
Angka tersebut merupakan angka terendah sejak bulan Februari, tetap berada dalam kisaran target bank sentral sebesar 1,5 hingga 3,5%.
Menurut Badan Pusat Statistik, peningkatan inflasi tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,18 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,10 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,54 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,85 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,06 persen; kelompok transportasi sebesar 1,34 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,60 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,71 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,51 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,99 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen.
Inflasi melambat pada sektor kesehatan (2,06% vs 2,08%), perabot rumah tangga (0,85% vs 0,99%), dan pendidikan (1,71% vs 1,72%). Pada saat yang sama, harga komunikasi & keuangan terus turun (-0.16% vs -0.13%).
Secara bulanan pada bulan Mei 2024, terjadi deflasi pada -0,03%, dibandingan bulan sebelumnya pada 0,25%, juga turun dibandingkan dengan konsensus kenaikan 0,05%.
Sementara itu, inflasi inti meningkat ke level tertinggi dalam delapan bulan sebesar 1,93% dari 1,82% di bulan April, di atas perkiraan sebesar 1,88%.