Dolar AS Selasa Bergerak Naik Menantikan Data Ekonomi dan Tenaga Kerja

212

(Vibiznews – Forex) Dolar AS menguat pada hari Selasa setelah jatuh ke level terendah semalam terhadap euro, sterling dan franc Swiss sejak pertengahan Maret, menjelang rilis data ekonomi dan tenaga kerja, khususnya yang utama adalah Non Farm Payrolls akhir pekan ini.

Namun dolar AS mengurangi kenaikannya terhadap sekeranjang mata uang yang dipimpin oleh euro dan memperpanjang kerugian terhadap yen setelah lowongan pekerjaan di AS turun lebih dari perkiraan pada bulan April ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun, menurut Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja atau laporan JOLTS.

Pembukaan lapangan kerja, yang mengukur permintaan tenaga kerja, turun 296.000 menjadi 8,059 juta pada hari terakhir bulan April, level terendah sejak Februari 2021.

Pelaku pasar fokus pada data JOLTS, menjelang laporan ketenagakerjaan AS pada hari Jumat, yang diperkirakan menunjukkan lapangan kerja baru tercipta sebanyak 185.000 di bulan Mei, naik dari 175.000 di bulan April.

Laporan JOLTS mengikuti data pada hari Senin yang menunjukkan perlambatan aktivitas manufaktur selama dua bulan berturut-turut dan penurunan belanja konstruksi yang tidak terduga.

Sebaliknya, pesanan pabrik AS naik untuk bulan ketiga berturut-turut di bulan April, didorong oleh permintaan peralatan transportasi. Data menunjukkan pesanan pabrik naik 0,7%, sesuai dengan laju revisi di bulan Maret. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 0,6% dari bulan Maret.

Terpantau indeks dolar naik 0,12% pada 104,16, setelah jatuh ke level terendah sejak pertengahan April semalam di 103,99.

Euro turun 0,3% menjadi $1,0868.

Sementara itu, Yen naik ke level tertingginya dalam tiga minggu terhadap dolar AS, karena pejabat Bank of Japan memperingatkan mereka akan terus mengawasi mata uang tersebut.

Deputi Gubernur BOJ Ryozo Himino mengatakan pada hari Selasa bahwa bank sentral harus “sangat waspada” terhadap dampak fluktuasi yen terhadap inflasi dalam mengarahkan kebijakan moneter.

Poundsterling juga mencapai level tertinggi sejak pertengahan Maret di $1,2818 sebelum jatuh 0,3% lebih rendah di $1,2777.

Terhadap franc Swiss, dolar juga merosot ke level terendah sejak Maret sebesar 0,8971 franc. Terakhir turun 0,5% pada 0,8989 franc. Data menunjukkan inflasi Swiss tetap stabil di 1,4% tahun-ke-tahun di bulan Mei.

Dolar Australia turun 0,7% terhadap dolar AS $0,6642.

Yang juga berdampak pada pasar mata uang adalah anjloknya harga minyak karena investor khawatir akan peningkatan pasokan pada akhir tahun ini di tengah tanda-tanda melemahnya permintaan AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan bergerak naik menantikan rilis data ekonomi dan tenaga kerja AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 104,33-104,50. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 103,99-103,82.