(Vibiznews – Economy & Business) Penjualan ritel AS lebih lemah dari perkiraan pada bulan Mei karena konsumen terus menghadapi tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Penjualan ritel naik hanya 0,1% pada bulan Mei, namun di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 0,2%, demikian menurut laporan Departemen Perdagangan AS pada hari Selasa.
Hasil tersebut sedikit lebih baik dibandingkan penurunan -0,2% yang direvisi turun pada bulan April.
Secara tahunan, penjualan ritel naik 2,3%, turun dibandingkan angka sebelumnya sebesar 2,7%.
Angka penjualan ini lebih buruk jika tidak termasuk otomotif, dengan penurunan sebesar 0,1% dibandingkan perkiraan kenaikan sebesar 0,2%.
Harga bahan bakar yang moderat membantu mengurangi penerimaan di pompa bensin, yang melaporkan penurunan bulanan sebesar 2,2%. Angka tersebut diimbangi oleh kenaikan 2,8% pada toko perlengkapan olahraga, musik, dan buku.
Gerai online melaporkan kenaikan sebesar 0,8%, sementara bar dan restoran mengalami penurunan sebesar 0,4%. Toko furnitur dan perabot rumah tangga juga melaporkan penurunan 1,1%.
Belanja konsumen menyumbang sekitar dua pertiga dari seluruh aktivitas perekonomian, sehingga jika terjadi pelemahan dapat menandakan perlambatan pertumbuhan sekaligus mendorong The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga.
Angka inflasi akhir-akhir ini cukup menggembirakan, namun belanja menunjukkan tanda-tanda melemah karena konsumen berada di bawah tekanan kenaikan harga selama lebih dari dua tahun.
Menyusul data ritel tersebut, para pedagang di pasar dana berjangka Fed menaikkan perkiraan mereka bahwa The Fed akan melakukan pelonggaran, bahkan memperkirakan peluang sekitar 23% dari tiga pemotongan tahun ini, menurut ukuran FedWatch CME Group.



