(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS Kamis bergerak turun setelah klaim pengangguran mingguan lanjutan AS secara tak terduga naik ke level tertinggi dalam 2 1/2 tahun, sebuah tanda pelemahan pasar tenaga kerja yang bersifat dovish terhadap kebijakan Fed. Selain itu, pesanan barang modal AS dan laporan penjualan rumah tertunda yang lebih lemah dari perkiraan juga membebani dolar.
Indeks dolar AS terpantau turun 0,18% pada $105,86.
Klaim pengangguran awal mingguan AS turun -6.000 menjadi 233.000, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih kuat dibandingkan ekspektasi sebesar 235.000. Namun, klaim lanjutan mingguan secara tak terduga naik +18,000 ke level tertinggi dalam 2-1/2 tahun sebesar 1,839 juta, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih lemah dibandingkan ekspektasi tidak adanya perubahan sebesar 1,828 juta.
Pesanan baru barang modal AS bulan Mei non-pertahanan selain pesawat terbang dan suku cadang, yang merupakan proksi belanja modal, secara tak terduga turun -0,6% bulan/bulan dibandingkan ekspektasi kenaikan +0,1% bulan/bulan.
PDB AS Kuartal 1 direvisi naik menjadi +1,4% (kuartalan tahunan) dari +1,3%, sesuai ekspektasi. Indeks harga PCE inti Q1 direvisi naik sebesar 0,1 menjadi 3,7% dari 3,6%.
Penjualan rumah tertunda di AS bulan Mei secara tak terduga turun -2,1% bulan/bulan dibandingkan ekspektasi kenaikan +0,5% bulan/bulan.
Pasar memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar -25bp sebesar 10% pada pertemuan FOMC pada 30-31 Juli dan 64% pada pertemuan berikutnya pada 17-18 September.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan bergerak turun seiring data ekonomi AS yang melemah. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $105,68-$105,50. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $106,06-$106,26.