Dolar AS Rabu Turun Ditekan Mata Uang Saingannya Yen, Poundsterling, Euro

56

(Vibiznews – Forex) Dolar AS pada hari Rabu bergerak turun dilemahkan mata uang saingannya seperti Yen, Poundsterling, juga Euro. Peningkatan prospek penurunan suku bunga The Fed juga melemahkan dolar AS.

Terpantau indeks dolar AS bergerak turun 0,36% pada 103,84.

Pelemahan dolar AS terus terjadi setelah komentar Ketua Fed Powell awal pekan ini dovish yang menyatakan penurunan suku bunga dapat dimungkinkan tahun ini.

Komentar Gubernur Fed Waller juga meningkatkan prospek penurunan suku bunga bulan September ini.

Gubernur Federal Reserve Christopher Waller menyatakan keyakinannya bahwa penurunan suku bunga akan segera dilakukan selama tidak ada kejutan besar dalam inflasi dan pasar tenaga kerja.

“Jadi meskipun saya tidak yakin kita telah mencapai tujuan akhir, saya yakin kita semakin dekat dengan waktu yang tepat untuk memangkas kebijakan suku bunga.” Demikian disampaikan Waller pada hari Rabu dalam sambutannya untuk suatu program di Fed Kansas City.

Yen menguat tajam pada hari Rabu yang diduga oleh para pedagang kemungkinan merupakan hasil intervensi lain dari otoritas Jepang untuk menopang mata uang tersebut dari posisi terendah dalam beberapa dekade.

Dolar terpantau melemah 1,2% terhadap yen di 156,45.

Data Bank of Japan yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan Tokyo mungkin telah menghabiskan 2,14 triliun yen ($13,5 miliar) dengan memasuki pasar mata uang pada hari Jumat pekan lalu.

Sementara itu Poundsterling Inggris mencapai level tertinggi satu tahun di $1,3032 setelah data pada hari Rabu menunjukkan inflasi Inggris naik sedikit lebih tinggi dari perkiraan.

Inflasi umum bertahan sebesar 2% secara tahunan di bulan Juni dibandingkan dengan perkiraan kenaikan sebesar 1,9%, sementara inflasi jasa yang diawasi ketat mencapai sebesar 5,7%. Namun inflasi inti masih sesuai dengan ekspektasi.

Hal ini membuat para pedagang mengurangi perkiraan penurunan suku bunga Bank of England pada bulan Agustus, memberikan sedikit dorongan pada sterling, dan terpantau naik 0,22% menjadi $1,3002.

Euro mencapai puncaknya pada level tertinggi empat bulan di $1,0945.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya dolar AS bergerak lemah. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 103,56-103,29. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 104,20-104,57.