(Vibiznews – Economy & Business) – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kinerja kegiatan dunia usaha meningkat pada triwulan II 2024.
Hal ini tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 17,20%. Angka ini lebih tinggi dari SBT pada triwulan I 2024 yang sebesar 14,11%. (Grafik 1)
Meningkatnya kegiatan dunia usaha tersebut ditopang oleh kenaikan kinerja beberapa Lapangan Usaha (LU), antara lain LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (SBT 2,42%). Hal ini sejalan dengan pergeseran musim panen khususnya komoditas tanaman pangan di sejumlah wilayah, LU Transportasi dan Pergudangan, dan LU Konstruksi.
LU Perdagangan Besar Eceran dan Reparasi Mobil Motor, serta LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum juga mengalami peningkatan permintaan. Terutama pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri, Waisak, Kenaikan Isa Al Masih, dan Iduladha.
Kapasitas Produksi Terpakai
Kapasitas produksi terpakai pada triwulan II 2024 tercatat sebesar 73,70%, meningkat dibandingkan dengan triwulan I-2024 yang sebesar 73,61%. Hal ini terutama ditopang oleh LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (74,46%), LU Pertambangan dan Penggalian (66,69%) serta LU Pengadaan Listrik (81,88%).
Kondisi Keuangan dan Akses Kredit
Kondisi keuangan perusahaan pada triwulan II-2024 secara umum masih dalam kondisi baik. Hal ini tecermin dari Saldo Bersih (SB) Likuiditas sebesar 21,99%. Meningkat dibandingkan dengan SB 21,32% pada triwulan I-2024.
Sementara akses kredit pada triwulan II-2024 normal. Hal ini tercermin dari SB Akses Kredit sebesar 4,98% pada triwulan II-2024, meski tidak sebesar SB 6,86% pada triwulan I-2024.
Tenaga Kerja
Penggunaan tenaga kerja juga terindikasi meningkat dengan SBT 4,39%, lebih tinggi dari SBT 1,14% pada triwulan I-2024.
LU dengan SBT Tenaga Kerja yang meningkat antara lain LU Pertambangan dan Penggalian (SBT 0,74%), LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (SBT 0,38%). Serta LU Administsrasi Pemerintah , Pertahanan dan Jaminan Sosial (SBT 0,27%).
Masing-masing disebabkan peningkatan eksplorasi tambang, musim panen raya, dan penambahan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K).
Pada triwulan III-2024 penggunaan tenaga kerja diprakirakan sedikit meningkat dengan SBT 4,59% dibandingkan dengan SBT 4,39% pada triwulan sebelumnya.
Harga Jual
Tekanan harga di level produsen tercatat lebih rendah dengan SBT 14,73% dibandingkan SBT 22,27% pada triwulan I-2024.
Tekanan harga jual diprakirakan semakin rendah pada triwulan III-2024 dengan SBT 13,23%, lebih rendah dibandingkan dengan 14,73% pada triwulan II-2024.
Penurunan tekanan harga jual terjadi pada LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Motor (SBT 2,01%) sehubungan program potongan harga untuk menarik konsumen.LU Konstruksi (SBT 1,28%) dan LU Transportasi dan Pergudangan (SBT 0,39%) sejalan dengan penyesuaian biaya tenaga kerja.
Inflasi
Berdasarkan hasil survei pada triwulan II-2024, responden memperkirakan rata-rata inflasi nasional tahun 2024 sebesar 3,17% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan prakiraan inflasi triwulan I-2024 yang sebesar 3,26%.
Prakiraan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi inflasi tahun 2023 yang sebesar 2,61% (Grafik7).
Namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2024 sebesar 2,5% +1%.
Investasi
Pada triwulan II- 2024 realisasi investasi tercatat meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari SBT investasi pada triwulan II-2024 sebesar 8,24%, lebih tinggi dibandingkan dengan SBT 7,49% pada triwulan sebelumnya.
Prompt Manufacturing Index(PMI) – Bank Indonesia
PMI-BI tetap kuat dan berada pada fase ekspansi pada triwulan II-2024 dan diprakirakan meningkat pada triwulan III-2024.
Hal tersebut tecermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI)-BI triwulan II-2024 sebesar 51,97%, meski tidak setinggi triwulan sebelumnya yang sebesar 52,80%..
Pada triwulan III-2024, kinerja industri pengolahan (PMI-BI) diprakirakan meningkat dengan indeks 54,18%, atau berada di atas thresholdnya (>50).
Berdasarkan komponen pembentuknya, seluruh komponen diprakirakan pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada komponen Volume Produksi, diikuti Volume Persediaan Barang Jadi dan Volume Total Pesanan.
Analis Vibiz Research Center melihat bahwa kegiatan bisnis masih terus bertumbuh sampai pada triwulan II-2024 bahkan terus terjadi peningkatan sampai triwulan III-2024.
Hal ini dilihat dari beberapa parameter tersebut di atas yaitu:
1. Kondisi Keuangan dan likuiditas yang meningkat, hal ini tecermin dari Saldo Bersih (SB) Likuiditas sebesar 21,99% yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan kemudahan bagi para pengusaha untuk mendapatkan kredit dari perbankan, menunjukkan likuiditas perbankan yang memadai.
2. Penggunaan tenaga kerja pada fase ekspansi pada triwulan II-2024 bahkan meningkat cukup tinggi pada triwulan II-2024 dengan SBT 4,39% dari SBT 1,14% pada triwulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan terciptanya lapangan kerja yang cukup besar dari perkembangan dunia usaha yang ada.
3. Inflasi di triwulan II-2024 lebih rendah dibandingkan pada triwulan sebelumnya dan masih dalam sasaran inflasi nasional tahun 2024 sebesar 2,5% + 1%.
4. Prompt Manufacturing Index (PMI) – Bank Indonesia pada fase ekspansi pada triwulan II-2024 bahkan diperkirakan meningkat pada triwulan III-2024 dengan indeks 54,18%, lebih tinggi dari indeks triwulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan industri pengolahan sedang berkembang di Indonesia dan tentunya ini akan meningkatkan roda perekonomian secara nasional.
5. Demikian juga kondisi keamanan yang ada membuat dunia usaha tetap bergeliat, namun tetap perlu diwaspadai dengan risiko geopolitik dunia yang terus berkembang dengan adanya perang Iran vs Israel sehingga antisipasi tetap harus dilakukan untuk mengatasi akan hal ini.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting