Insentif PPN DTP Memicu Prospek Rumah Tapak di Bogor

319
Greenwoods Country Bogor
Sumber: Mygreenwoods.com

 

(Vibiznews – Property) – Tahukah Anda bahwa kebijakan pemerintah memberikan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) mendorong maraknya bisnis properti?

Kebijakan PPN DTP masih berlaku hingga Desember 2024, hal inilah yang memicu pengembang semakin gencar meluncurkan produk rumah tapak tahun ini.

Menurut data Bank Indonesia (BI), insentif pajak tersebut terbukti mampu memacu penjualan properti sepanjang paruh pertama tahun 2024. Hal itu tercermin dari realisasi kredit kepemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA) per Juni 2024 yang tumbuh 14,3% secara tahunan menjadi Rp 758,5 triliun.

Apa keuntungan insentif PPN DTP ini?

Seperti diketahui, insentif PPN DTP untuk pembelian hunian dengan harga maksimal Rp 5 miliar berlaku sejak November 2023. PPN DTP 100% berlaku untuk pembelian hunian yang diserahterimakan sejak November 2023 hingga akhir Juni 2024. Sedangkan dari Juli hingga Desember 2024, pajak yang ditanggung sebesar 50%.

Peluncuran proyek hunian baru marak di Jabodetabek tahun ini, termasuk di wilayah Bogor. Berita terbaru, Greenwoods Group meluncurkan proyek perumahan bertajuk Greenwoods Country Bogor.

Proyek dengan konsep resort tersebut dikembangkan di lahan seluas 9,3 hektare (ha).

Kawasan proyek yang berlokasi tepat di Jalan Atang Senjaya, Ranca Bungur, tersebut masih berpotensi diperluas hingga 20 ha. Proyek ini nantinya akan merangkum 6 klaster hunian, hotel, apartemen, ruko, dan area komersial.

CEO Greenwoods Group, Okie Imanto mengatakan, pihaknya melihat potensi pasar hunian di Bogor masih sangat besar. Hal itu tercermin dari ramainya pengembang yang sedang menggarap proyek di wilayah tersebut.

“Sedikitnya ada tujuh developer telah membangun proyek properti di sekitar kawasan Greenwoods Country Bogor Resort Living. Ini menegaskan bahwa area pengembangan kami punya prospek bisnis cerah karena infrastruktur masa depan yang bagus dan terus berkembang.” Demikian ujar Okie dilansir dari keterangan resminya, Rabu (24/7).

Ia menambahkan bahwa kawasan Greenwoods Country Bogor Resort Living memiliki sebuah danau yang indah dikelilingi area hijau di sekitarnya. Danau ini nantinya akan dipercantik dan dikelola hingga menjadi destinasi wisata dengan fasilitas masjid di tepi danau.

Greenwoods Country Bogor akan dikembangkan bertahap. Fase pertama akan dirilis dua klaster hunian, yakni Citaville Flamboyan dan Citaville Akasia. Hunian di klaster Flamboyan dibanderol mulai harga Rp 400 jutaan, sedangkan di klaster Akasia dimulai dari Rp 700 jutaan.

Untuk penyediaan fasilitas pembiayaan pembelian, Greenwoods sudah menggandeng sejumlah bank untuk proyek tersebut, di antaranya BTN, BTN Syariah, dan OCBC.

“Kami menyediakan skema pembiayaan perbankan untuk kepemilikan rumah cukup lengkap melalui KPR konvensional. Bahkan, kami juga menawarkan alternatif skema KPR Syariah dari BTN Syariah,” kata Okie.

Hingga kini, Bogor masih punya daya tarik cukup kuat sebagai alternatif wilayah pengembangan bisnis properti. Selain pesona keindahan panorama alam pegunungan dengan kesejukan udaranya, aksesibilitas kawasan pun terbilang mudah.

Menariknya, pembangunan infrastruktur jalan tol Bogor Outer Ring Road (BORR) untuk memperpendek jarak tempuh menuju Kota Metropolitan Jakarta juga terus digenjot.

Dalam waktu dekat, Pemerintah Kota Bogor akan melanjutkan pembangunan BORR Sesi IIIB (Simpang Semplak – Junction Salabenda) sepanjang 2,5 km. Selain itu, akan membangun extension Tol BORR menuju pusat kota.

Adapun kawasan Greenwoods Country Bogor Resort Living merupakan proyek ke-53 yang dikembangkan Greenwoods Group.

Analis Vibiz Research Center menilai mengapa Greenwoods memilih Bogor untuk mengembangkan bisnis propertinya, karena bisnis properti di Bogor saat ini cukup menjanjikan.

Ada beberapa faktor yang mendukung:

1. Pertumbuhan Populasi: Bogor merupakan salah satu kota yang terus mengalami pertumbuhan penduduk. Hal ini dapat meningkatkan permintaan akan hunian baik untuk tempat tinggal maupun investasi.

2. Dekat dengan Jakarta: Sebagai kota satelit Jakarta, Bogor memiliki aksesibilitas yang baik ke ibu kota. Banyak pekerja Jakarta yang memilih tinggal di Bogor karena biaya hidup yang lebih rendah dan lingkungan yang lebih sejuk.

3. Pengembangan Infrastruktur: Adanya pengembangan infrastruktur seperti jalan tol dan transportasi publik yang semakin memudahkan aksesibilitas ke Bogor. Hal ini membuatnya semakin menarik bagi para pembeli properti.

4. Pengembangan Kota: Pemerintah daerah aktif dalam mengembangkan Bogor sebagai kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini menciptakan suasana yang lebih baik untuk berinvestasi dalam properti.

5. Peningkatan Perekonomian Lokal: Pertumbuhan ekonomi lokal yang stabil juga berdampak positif terhadap permintaan akan properti komersial dan residensial di Bogor.

Namun, sebagai investor, tetap perlu mempertimbangkan risiko seperti fluktuasi pasar properti, peraturan pemerintah yang berubah. Juga faktor-faktor eksternal lainnya yang dapat mempengaruhi pasar properti di masa mendatang.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting