(Vibiznews – Index) Bursa saham Jepang ditutup anjlok mencapai level terendah dalam sembilan bulan menghadapi prospek suku bunga yang lebih tinggi di Jepang.
Indeks Nikkei 225 anjlok 12,4% hingga ditutup pada level 31.458 sementara Indeks Topix yang lebih luas anjlok 12,23% menjadi 2.227.
Saham-saham Jepang juga mengalami penurunan terburuk dalam satu hari sejak “Black Monday” tahun 1987, memasuki wilayah pasar yang lesu.
Minggu lalu, Bank of Japan menaikkan suku bunga kebijakannya menjadi 0,25% dan mengisyaratkan kesediaan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, dengan pasar bertaruh pada dua kali kenaikan lagi tahun fiskal ini daripada yang berakhir pada Maret 2025.
Selain itu, saham-saham Jepang mengikuti kerugian di Wall Street yang didorong oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi AS dan laba yang mengecewakan dari perusahaan-perusahaan teknologi besar.
Saham-saham keuangan memimpin aksi jual, dengan kerugian tajam dari Mitsubishi UFJ (-17,8%), Sumitomo Mitsui (-15,2%) dan Mizuho Financial (-19,7%).
Saham teknologi, otomotif dan konsumen kapital besar juga anjlok, termasuk Tokyo Electron (-18,4%), Toyota Motor (-13,7%) dan Fast Retailing (-9,6%).
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, bursa Jepang akan mencermati hasil penutupan bursa Wall Street, jika terealisir turun akan memberikan sentimen bearish bagi bursa Jepang. Namun jika penutupan bursa Wall Street terealisir naik, akan memberikan sentimen positif bagi bursa Jepang. Perlu dicermati juga upaya bargain hunting setelah bursa Jepang anjlok.