(Vibiznews – Index) – Perdagangan saham di Wall Street alami tekanan aksi ambil untung yang cukup besar hingga semua indeks utama berakhir negatif pada Rabu dinihari (4/9/2024).
Indeks saham Wall Street retreat dari posisi tinggi yang dicapai pekan lalu dengan Dow Jones terkoreksi dari rekor penutupan tertingginya. Nasdaq anjlok 3,3% ke 17.136,30, S&P 500 turun 2,1% ke 5.528,93 dan Dow Jones jatuh 1,5% ke 40.936,93.
Aksi ambil untung di Wall Street terjadi setelah rilis data PMI manufaktur AS menunjukkan kontraksi lanjutan, hanya naik tipis menjadi 47,2 pada bulan Agustus dari 46,8 ulan Juli.
Data tersebut menyebabkan kekhawatiran baru tentang prospek ekonomi, yang berkontribusi terhadap aksi jual yang terlihat pada pekan pertama bulan Agustus.
Tekanan bertambah dari laporan data belanja konstruksi AS yang alami penurunan secara tak terduga pada bulan Juli.
Aksi ambil untung atau biasa disebut profit taking di Wall Street ini juga terjadi karena masih ada ketidakpastian tentang prospek suku bunga Fed. Pasar sudah yakin Fed akan turunkan suku bunganya, namun belum bisa diperkirakan waktu dan jumlahnya.
Secara sektoral, pelemahan dipimpin oleh saham semikonduktor dengan penurunan tajam sebesar 7,8% oleh Philadelphia Semiconductor Index. Dibebani oleh saham perusahaan AI Nvidia anjlok 9,5%.
Pelemahan besar juga terlihat pada saham baja dengan NYSE Arca Steel Index anjlok 5,1%, dibebani oleh saham S. Steel anjlok 6,1% setelah Wakil Presiden Kamala Harris menyatakan penentangannya terhadap penjualan produsen baja tersebut ke Nippon Steel Jepang.
Saham jasa minyak juga sumbang pelemahan Wall Street dengan Philadelphia Oil Service Index anjlok sebesar 4,9%.