Dolar AS Tertekan Data Klaim Pengangguran, Euro Kuat Pasca ECB Turunkan Suku Bunganya

192

(Vibiznews – Forex) – Pergerakan indeks dolar pada perdagangan forex sesi New York hari Kamis (12/9/2024) retreat dari level tertinggi 1 pekan dan turun sebesar -0,10%.

Dolar AS merosot setelah rilis data  klaim pengangguran mingguan AS meningkat secara tak terduga, yang menandakan pasar tenaga kerja yang lebih lemah yang cenderung dovish terhadap kebijakan Fed.

Lihat: Klaim Pengangguran Mingguan AS Alami Peningkatan Moderat

Selain itu, penguatan euro membebani dolar AS karena euro bergerak lebih tinggi setelah ECB menahan diri untuk tidak melakukan pra-komitmen terhadap pemotongan suku bunga di masa mendatang setelah memangkas suku bunga hari ini.

Lihat: ECB Turunkan Suku Bunga 25bps Karena Laju Ekonomi Kawasan Euro Melambat

Di sisi positif untuk dolar, laporan PPI AS Agustus yang sesuai dengan perkiraan hari ini meredam spekulasi bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan FOMC minggu depan.

EURUSD,  naik sebesar +0,22% setelah ECB memangkas suku bunga fasilitas simpanannya sebesar -25 bps seperti yang diharapkan tetapi menahan diri untuk tidak berkomitmen pada penurunan suku bunga lebih lanjut.

Keuntungan dalam euro terbatas setelah ECB memangkas perkiraan PDB Zona Euro 2024 dan setelah Presiden ECB Lagarde mengatakan risiko pertumbuhan Zona Euro condong ke sisi negatif.

ECB memangkas perkiraan PDB Zona Euro 2024 menjadi +0,8% dari perkiraan sebelumnya sebesar +0,9% dan menaikkan perkiraan inflasi inti 2024 menjadi +2,9% dari +2,8%.

Presiden ECB Lagarde mengatakan risiko pertumbuhan Zona Euro condong ke sisi negatif dan, menurut indikator survei, pemulihan di Zona Euro terus menghadapi beberapa hambatan.

USD/JPY, hari ini turun sebesar -0,01% dengan Yen sedikit menguat hari ini karena komentar agresif dari anggota Dewan BOJ Tamura yang mengatakan bahwa ia melihat perlunya BOJ untuk terus menaikkan suku bunga.

Namun kenaikan yen dibatasi oleh laporan PPI Jepang bulan Agustus yang lebih lemah dari perkiraan hari ini, faktor dovish untuk kebijakan BOJ.

Selain itu, rally +3% hari ini dalam Indeks Saham Nikkei mengekang permintaan safe haven untuk yen. Selain itu, imbal hasil T-note yang lebih tinggi hari ini bersifat bearish untuk yen.