Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (13 September 2024); Rupiah Menguat

435
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 9 – 13 September 2024

Pada akhir hari Kamis, 12 September 2024
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.425 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,58%.
3. DXY[1] menguat ke level 101,37.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,674%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 13 September 2024
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.400 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun relatif stabil di 6,57%.

Aliran Modal Asing (Minggu II September 2024)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 12 September 2024 sebesar 69,63 bps, turun dibandingkan 6 September 2024 sebesar 70,45 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 9 – 12 September 2024, nonresiden tercatat jual neto Rp1,31 triliun. Terdiri dari jual neto Rp0,18 triliun di pasar SBN, beli neto sebesar Rp2,46 triliun di pasar saham. Dan jual neto Rp3,59 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI.

3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 12 September 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp10,37 triliun di pasar SBN. Lalu beli Rp31,47 triliun di pasar saham, dan Rp184,03 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

4. Berdasarkan data setelmen s.d. 12 September 2024 pada semester-II 2024, nonresiden tercatat melanjutkan inflows sebesar Rp44,33 triliun di pasar SBN. Juga beli neto sebesar Rp31,13 triliun di pasar saham, dan beli neto sebesar Rp53,68 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 15.537 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp15.541, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.389.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia menurun setelah melemah di sesi global sebelumnya. Dollar terkoreksi di tengah investor menduga besaran pemangkasan suku bunga the Fed minggu depan.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun ke 100,95, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 101,23.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting