Uang Beredar Tetap Tumbuh Pada Agustus 2024, Lebih Rendah Dari Bulan Lalu

366
Uang Beredar Tetap Tumbuh Pada Agustus 2024, Lebih Rendah Dari Bulan Lalu
Sumber: Bank Indonesia

 

(Vibiznews – Economy & Business) – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, perekonomian Indonesia tetap tumbuh, hal ini terlihat dari likuiditas perekonomian yang tetap tumbuh pada Agustus 2024.

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2024 tetap tumbuh. Posisi M2 pada Agustus 2024 tercatat sebesar Rp8.973,7 triliun atau tumbuh sebesar 7,3% (yoy).

Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,6% (yoy).

Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,0% (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,6% (yoy).

Faktor-faktor yang memengaruhi uang beredar

Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada Agustus 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.

Penyaluran kredit[1] pada Agustus 2024 tumbuh sebesar 10,9 % (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,7% (yoy).

[1] Kredit yang diberikan hanya dalam bentuk Pinjaman (Loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (Debt Securities), tagihan akseptasi (Banker’s Acceptances), dan Tagihan Repo.

Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor Bank Umum yang berkedudukan di Luar Negeri, dan kredit yang disalurkan kepada Pemerintah Pusat dan Bukan Penduduk.

Tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat pada Agustus 2024 tumbuh sebesar 12,5% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2024 sebesar 15,8% (yoy).

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 1,1% (yoy) pada Agustus 2024, setelah terkontraksi sebesar 0,1% (yoy) pada Juli 2024.

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Perkembangan DPK pada Agustus 2024 tercatat Rp 8.364,7 triliun atau tumbuh sebesar 6,8% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 7,7% (yoy) (Tabel 3).

Tabel 3 Penghimpunan DPK Berdasarkan Jenis Valuta Agustus 2024
Sumber: Bank Indonesia

Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK Korporasi (13,4%,yoy) dan Perorangan (1,0%, yoy)(Tabel 4).

Tabel 4 Pemghimpunan DPK Berdasarkan Golongan Agustus 2024
Sumber: Bank Indonesia

Pada Agustus 2024, giro tumbuh 8,4%(yoy), setelah tumbuh sebelumnya 9,6% (yoy). Di sisi lain, tabungan tumbuh sebesar 6,2 % (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6.0% (yoy).

Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 6,2% (yoy), setelah tumbuh 7,6% (yoy) pada Juli 2024.

Perkembangan Kredit
Kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Agustus 2024 meningkat dibanding bulan sebelumnya. Penyaluran kredit pada Agustus 2024 tercatat sebesar Rp 7.441,9 triliun, atau tumbuh sebesar 10,9% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,7% (yoy).

Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit pada debitur korporasi (15,7%, yoy) dan kredit perorangan (5,7%, yoy) (Tabel 5)

Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan penyaluran kredit pada Agustus 2024, disebabkan oleh perkembangan Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi (Grafik 4)

Grafik 4 Pertumbuhan Kredit Berdsr Jenis Penggunaan Agst 2024
Sumber: Bank Indonesia

Kredit Modal Kerja (KMK) pada Agustus 2024 tumbuh sebesar 10,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Juli 2024.
Perkembangan KMK bersumber dari sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan, serta sektor Pertambangan dan Penggalian. (Tabel 6).

Tabel 6 Perkembangan Kredit Berdsr Jenis Penggunaan Agst 2024
Sumber: Bank Indonesia
Kredit Investasi (KI) pada Agustus 2024 tumbuh 12,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Terutama bersumber dari Sektor Industri Pengolahan dan sejenisnya, serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi.

Sementara itu, Kredit Konsumsi (KK) tumbuh 10,7% (yoy) pada Agustus 2024, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya. Terutama didorong oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multi Guna.

Penyaluran Kredit Properti tumbuh sebesar 8,0% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,0% (yoy). Terutama berasal dari Kredit KPR dan KPA yang tumbuh sebesar 11,4 % (yoy) serta Kredit Real Estate sebesar 10,4% (yoy).

Sementara itu, kredit konstruksi pada Agustus 2024 tumbuh sebesar 0,6% (yoy), setelah pada Juli 2024 terkontraksi sebesar 1,0% (yoy).

Penyaluran Kredit kepada UMKM pada Agustus 2024 tumbuh sebesar 4,3% (yoy), setelah tumbuh sebesar 5,1% pada bulan sebelumnya. Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM terutama pada skala mikro (5,6% yoy).

Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit UMKM pada Agustus 2024 dipengaruhi oleh Kredit Investasi (12,6% yoy) dan Kredit Modal Kerja (1,5% yoy).

Suku Bunga Simpanan dan Kredit

Pada Agustus 2024, suku bunga kredit menurun, sementara suku bunga simpanan meningkat. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Agustus 2024 sebesar 9,21%, menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,23%.

Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka meningkat pada tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 24 bulan masing-masing sebesar 4,76%, 5,47%, 5,46% dan 5,93% pada Agustus 2024. Setelah pada Juli 2024, masing-masing tercatat sebesar 4,75%, 5,41%, 5,44% dan 5,87%.

Di sisi lain suku bunga simpanan berjangka tenor 24 bulan pada Agustus 2024 sebesar 4,29%, menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,39%.

Analis Vibiz Research Center melihat bahwa uang beredar tumbuh lebih rendah pada Agustus 2024, dibandingkan bulan sebelumnya.

Hal ini disebabkan oleh perkembangan penyaluran kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Serta penurunan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat dan terkontraksinya aktiva luar negeri bersih.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit pada Agustus 2024 tetap kuat sebesar 11,40% (yoy). Walaupun lebih rendah dari bulan sebelumnya 12,40% (yoy).
Hal ini ditopang oleh sisi penawaran sejalan dengan minat penyaluran kredit yang terjaga, pendanaan yang memadai. Realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan dukungan KLM Bank Indonesia.

Pertumbuhan kredit juga didukung oleh sisi permintaan yang tetap baik dari korporasi, terutama korporasi di sektor padat modal, sedangkan permintaan kredit korporasi di sektor padat karya perlu terus ditingkatkan.

Sementara itu, permintaan kredit rumah tangga terjaga, terutama pada sektor Properti. Secara sektoral, pertumbuhan kredit pada mayoritas sektor ekonomi tetap kuat, terutama pada sektor Industri, LGA, dan Pengangkutan.

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, yang masing-masing tumbuh sebesar 10,75% (yoy), 13,08% (yoy), dan 10,83% (yoy) pada Agustus 2024.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting